Membicarakan ekonomi, bagi sebagian masyarakat Indonesia terasa tak semasiff ketika membicarakan politik. Ekonomi, terutama sektor keuangan memang manjadi hal vital kehidupan seseorang bahkan dalam konteks suatu bangsa dan negara. Ironisnya, masyarakat belum banyak yang berkeinginan menggali informasi lebih dalam mengenai keuangan bahkan untuk kebutuhan personalnya sendiri. Menurut survei tentang literasi dan iklusi keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2016 menunjukkan bahwa terdapat 67,8 persen masyarakat yang menggunakan produk dan layanan keuangan, namun hanya 29,7 persen masyarakat yang memiliki pemahanan yang baik dan benar tentang pengelolaan keuangan (well literate). Sebelumnya, di tahun 2013-2014, MasterCard merilis riset mengenai kemampuan well literate di Asia Pasifik. Indonesia masih berada di bawah Malaysia, Singapura Vietnam, Filipina bahkan Myanmar.
Lalu apa yang menjadi faktor penyebab? Apakah penyedia jasa produk dan layanan keuangan yang tidak mampu menyajikan informasi produk dan layanannya secara efektif? Atau masyarakat yang masih "gagal paham" dan tidak ada minat membaca produk dan layanan lebih detail? Saya sendiri selaku mahasiswa ekonomi pun juga masih sering "gagal paham" terhadap produk dan layanan perbankan yang sudah sering ditawarkan lewat brosur, pamflet bahkan dijelaskan oleh tellernya sendiri. Namun, kok tetap saja ya? Saya gagal paham!
Generasi dan Nasabah Mileni Harus "Smart Financial", Yuk Melek Finansial!
Indonesia dan sebagian negara-negara di dunia, tengah menyambut adanya tren bonus demografi yaitu bertambahnya penduduk usia produktif (15-34 tahun). Inilah yang disebut era milenial.
Maka, agar pemahaman pengelolaan keuangan (well literate) tadi terus meningkat, tentu perlu pendekatan berbeda bagi perbankan untuk memasarkan produknya sekaligus mengemban misi mulia yaitu "mengedukasi calon nasabah dan nasabah di era milenial ini. Studi baru-baru mengenai karakteristik generasi mileni, mereka cenderung lebih menyukai informasi yang didapat dalam satu genggaman. Instant!
Dahulu, berungkali mengamati beberapa website perbankan di tanah air, asumsi pertama saya adalah mengenai konten dan visualisasi yang sama. Saya ingin memahami konten produk dan layanan hingga mendalam, namun bila visualisasi yang hampir sama mengakibatkan tidak meningkatkan terbukanya pemahaman. Misalnya, di usia sekarang ini, tepatnya usia produktif, produk keuangan apakah yang saya butuhkan? Asuransi apakah yang cocok dengan kondisi keuangan saya? Investasi apakah yang sesuai dengan karakter saya? Segera ketahui!
Bank Danamon Menjawab Kegalauan (Calon) Nasabah Mileni
Riset dan studi mengenai pengguna internet telah membuktikan siapa penguasa dunia maya saat ini. Dan penguasa dunia maya itulah generasi mileni. Mereka ingin serba instan, cepat dan lugas. Silahkan simak gambar di bawah ini. Rekomendasi untuk anda yang tengah mencari produk dan layanan keuangan. Boleh direview sedikit ulasan berikut ini. Simak step-stepnya!
Step 1 : Jelajahi Produk Keuangan Dengan Website Bank Danamon
Perjalanan pertama dalam pencarian informasi (searching) di internet oleh nasabah dan calon nasabah mileni adalah website. Bila website tersaji dan terawat dengan content yang menarik dan jelas, update dan dilengkapi instrumen ilustrasi lainnya tentu adalah hal pertama yang menjadi keyakinan nasabah untuk ingin mengenal lebih jauh produk keuangan dari sebuah bank. Bila sebagian website masih stand by dengan visualisasi yang sama, tidak dengan sebagian yang lain. Corporate website milik Bank Danamon adalah salah satu website dari beberapa perbankan yang telah memahami kegalauan siapa calon nasabah dan nasabahnya.