Lihat ke Halaman Asli

Devi Meilana Trisnawati

Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

First Impression: Senjata Memberi Kesan Pertama Bertemu

Diperbarui: 5 Agustus 2016   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. STC (Swaragama Training Center)

Hari Jumat lalu, 4 Agustus 2016 saya mengikuti Free Class Alumni dari Swaragama Training Center (STC), sebuah lembaga pelatihan untuk Public Speaking, Master of Ceremony dan Broadcaster. Trainernya juga merupakan penyiar (announcer) dari radio Swaragama FM, sebuah stasiun radio yang menjadi favorit para listerner di kota gudeg kita tercinta ini. STC dan Swaragama FM adalah lembaga dibawah naungan Swaragama Grup. Kebetulan, beberapa tahun lalu saya sempat mengikuti kursus di lembaga ini, dan kabar gembira sekarang ada kelas gratis khusus bagi alumni yang bermanfaat untuk mengembangkan karirnya.

Antusiasme dari para pengikut kelas sangat terasa. Kebanyakan adalah mahasiswa dari universitas yang tersebar di Jogja, tetapi ada juga karyawan dan bahkan wirausahawan. Mereka berminat mengikuti kelas karena ingin mengetahui apa itu First Impression. Yaitu, strategi untuk memikat orang yang baru pertama kali kita temui agar kita dapat berkesan bagi mereka. Apalagi, trainernya adalah Tika Yusuf, salah satu announcer favorit di Swaragama (juga termasuk favorit saya). Bahkan, kelas ini tanpa dipungut biaya dan berdurasi 1,5 jam (meskipun realitanya lebih lama karena Kak Tika sangat baik memberikan kesempatan sesi tanya jawab yang mengular kemana-mana sekaligus makin seru). Suasana kelas juga sangat mendukung. Bertempat di studio radio Swaragama FM lantai 2 dengan ruang kedap suara dan nyaman. Ilmu gratis ini tentu tidak boleh disia-siakan begitu saja.

Informasi yang saya dengar juga, Tika Yusuf yang menjadi jago public speaking ini rupanya telah menggeluti dunia public speaking selama kurang lebih 8 tahun. Pemilik nama lengkap Yustika Noor Arifa yang juga merupakan mantan ketua OSIS saat di masa putih abu-abunya itu juga merupakan lulusan terbaik UMY dari jurusan (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) semasa angkatannya. Public Speaker yang biasa disapa Kak Tika ini juga membeberkan sedikit strateginya saat itu menjadi lulusan terbaik. Selain ketekunan belajar, First Impression rupanya juga menjadi salah satu kunci pendukung. Dengan memberikan first impression yang baik dengan dosen, akan berdampak pada hasil studi kita di semester berikutnya. Oh iya, informasi dari website STC, salah satu dari background menampilkan bahwa Kak Tika baru saja menjadi 2nd Winner (Runner Up) dalam  Asia Pacific Pre-Eliminary Round for Indonesian Junior Chamber International Public Speaking Championship 2016, bulan April lalu. Congrats Kak Tika !!!

Kembali ke topik. Sebenarnya, apa itu First Impression?

Kak Tika menanyakan kepada kami satu-persatu. Kebanyakan, kesimpulan dari jawaban kami tak lain adalah kesan pertama yang ditimbulkan saat berjumpa kepada seseorang. Lalu, bagaimana membuat kesan itu?

Kak Tika mengungkapkan ada langkah-langkah membuat first impression menjadi berkesan. Penampilan, gestur, smilling voice (suara yang menimbulkan efek senyum saat berbicara, bahkan dengan mendengarpun sudah terasa suara itu dari orang  yang ramah) juga eye contact (kontak mata). Kak Tika menambahkan, saat melakukan first impression, cobalah untuk menjadi yang seharusnya pada saat itu (in case, kamu sedang badmood, sedih, marah, apapun itu yang sedang dalam keadaan negatif). Anggap saja, saat kamu bertemu orang itu, kamu akan bertemu lagi dengannya, bahkan orang tersebut bisa menjadi sesuatu yang penting bagimu di hari kemudian. Jadi, lakukanlah hal yang baik padanya. Terapkan first impression. Bangun dan bentuk “image” yang baik (mungkin ini yang disebut pencitraan, dalam konteks yang tepat tentunya). Ciptakan kesan baik sehingga barangkali ada relasi yang akan terjadi selanjutnya. Sekali lagi, lakukanlah yang seharusnya kamu lakukan saat itu.

Lalu, bagaimana kita menerapkan first impression itu secara berkelanjutan dan “automatically” tentunya? Datang dan terjadi dengan sendirinya??

3 Resep dari Kak Tika adalah SRD (Sugesti, Repetisi dan Disiplin).

Mungkin, anda (juga termasih saya) adalah orang yang tidak ramah, doing basic moody, cuek, dsb. Melalui first impression, kuncinya “lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan saat itu”, maka jadilah orang yang baik (ramah, perhatian, apapun agar orang dapat tertarik dengan kita). Sekali lagi. Menjadi baik.

  • Sugesti

Ciptakan pikiran positif kepada diri kita. Tanamkan semangat dan selalu berprasangka baik kepada hari-hari yang kita jalani. Berprasangka baik pada diri sendiri. Sapa setiap orang yang selalu kita jumpai. Bangun tidur adalah awal dari segala kegiatan. Dan pikiran pada saat bangun tidur menjadi penentu baik tidaknya hal-hal yang terjadi selanjutnya. Masih di pagi hari, sudah ada 3 kejadian buruk menimpa. Dan itu dipresepsikan sebagai “kesialan hari ini” dalam status media sosial. Padahal, belum ada sehari kita menjalani aktivitas. Maka terciptalah mood yang jelek sehari penuh hanya gara-gara 3 kejadian buruk yang baru terjadi di awal hari.

  • Repetisi

Ulangi dan ulangi. Meskipun gagal, ulangi lagi. Contohnya, kita akan niat untuk sholat tahajud malam selama 21 hari. Baru memulai 3 hari, ternyata gagal. Namun, kita harus memulai lagi begitu seterusnya hingga sholat tersebut berhasil dilaksanakan hingga 21 hari penuh.

  • Disiplin
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline