Lihat ke Halaman Asli

Operasi Gigi Bungsu Pakai BPJS Kesehatan

Diperbarui: 4 April 2017   18:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jadi ini adalah cerita saya mengenai BPJS kesehatan pada waktu di Dokter Gigi. Awalnya saya ke Puskesmas yang sudah saya daftarkan sesuai dengan kartu BPJSnya. Ternyata gigi bungsu saya mengalami masalah sehingga dibuatkan surat rujukan untuk ke salah satu rumah sakit Jakarta Barat. Sekitar bulan Oktober saya sempat datang untuk melakukan pendaftaran dan penjadwalan mengenai operasi yang saya akan lakukan, untuk mengangkat gigi bungsu saya. Akhirnya dokter menjadwalkan saya pada hari Jumat tanggal 16 Desember 2016. 

Didalam ketentuan BPJS disampaikan bahwa

  • Seperti scaling gigi boleh dilakukan 1 tahun 1 kali selama scaling tersebut tidak dilakukan untuk estetika 
  • kegawatdaruuratan Oto-dental
  • Pencabutan gigi sulung (topikal, Infiltrasi)
  • Pemcabutan gigi Permanen tanpa penyulit
  • Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
  • Premedikasi 

Hari ini, saya mendaftar kembali ke Rumah sakit tersebut, berhubung saya sudah janjian dengan dokternya untuk operasi. Seperti bisa langkah pertama ambil no antrian BPJS, melakukan pendaftaran di kasir BPJS, karena dokter saya prakteknya sore. Jadi ketika selesai daftar saya bisa pulang dulu dan kembali lagi ke RS sekitar jam 12.30 untuk melakukan pendaftaran ulang. Sekitar jam 12.00 saya sudah berangkat menuju RS. Saya meninggu sekitar 2 jam-an. Dokternya datang jam 15.00, saya diminta untuk tensi darah & mengisi formulir persetujuan untuk dilakukan operasi. 

Sekitar jam 16.00 saya mulai masuk ke ruangan bedah gigi. Kebetulan dokter yang nangani saya bernama Dr. Retoi SpBM. Selama ak nunggu di dalam ruangannya, suster mulai menyiapkan segala sesuatunya ( seperti pisau, suntikkan, tang, dsb). Akhirnya saya mulai di suntik anastesi ( dibuat kebal/ Pembaalan). Yang buat saya binggung adalah kenapa ketika selesai di anastersi saya malahan ngerasa gemeteran di kedua tangan saya. (mana saya sendirian lagi di RS, suami kerja, bonyok ga ada yang nemenin). Operasi dimulai, tapi mendadak tensi darah saya turun drastis pas dokternya menanyakan,"mana pisau saya sus?"dengeri kaya gitu saya makin lemes dan mata agak kunang-kunang.

Dokternya sudah menjelasakan dari awal kalau operasi seperti ini tidak bisa menghilangkan rasa sakitnya semua. Masih akan "berasa"namun tidak seprah itu. Saya cuma bisa mengangguk saja. Pada saat dokter menarukhan pisaunya saya memang cuma "agak berasa", namun yang lebih parah itu ketika dilakukan pengeboran. Saya sangat berasa sekali dan membuat badan saya mendadak rekfeks bergerak (karena kaget), sehingga dokter menyarankan saya supaya saya diam. Karena semakin saya banyak gerak maka akan membuat kinerja dokternya tidak maksimal. Saya mulai coba untuk mengontrol badan saya. Berusaha sekuat tenaga untuk menahan sakitnya. Cuma ternyata pada saat di bor dan gigi belakang mau cabut pakai tang. Jujur saya semakin tidak kuat menahan rasa sakitnya. badan saya mulai bergemetar, dan tanpa saya sadarin saya sampai nangis untuk menahan rasa sakitnya.

Rasa sakitnya tuh mulai muncul seperti anastesinya sudah mulai habis, sehingga tidak ada rasa baal lagi di gusi saya. Selesai operasi dokter mulai menjait gusi saya karena menang harus di jahuit. Namun, saya merasakan jarum jaid yang masuk gusi saya dan cara mengikat benangnya, itu membuat saya ngerasa sangat ngilu sekali   (karena semakin berasa). Dokter menyarankan saya supaya tidak makan panas dan tidak kumur-kumr karena akan membuat luka jahitannya terbuka kembali.

Selesai mendengarkan beberapa pesan dari dokter, saya mulai diminta untuk menebus obat untuk pereda nyeri dan obat infeksinya (supaya tidak terjadi infeksi yang parah). Selama menunggu obat di proses saya mulai ngerasain kepala saya kunang-kunang dan agak pusing. Yang saya khawatirkan adalah bagaimana cara supaya saya bisa pulang sampe dirumah dengan selamat. Karena saya mengendarain motor seorang diri. Saya mulai mencari permen dan coklat untuk membantu menambah gula darah (supaya kunang-kunangnya hilang)

Selama perjalanan pulang, saya menahan rasa sakit di luka bekas operasi saya. Sampai dirumah saya langsung minum pereda nyeri dan obatnya. Bener-bener sangat perjuangan banget pada saat mau pulang itu. Nah, saya ada beberapa tips yang mungkin bisa dipraktekkan apabila selesai melalukan operasi gigi bungsu, cara ini bisa sangat membantu untuk memulihkan kondisi gigi bungsu kalian:

  1.  Jangan Makan yang panas dan jangan kumur-kumur . Tujuannya supaya luka bekas operasinya tidak kembali terbuka
  2. Konsumsi minuman dingin. Tujuannya supaya pendarahan yang terjadi setelah operasi dapat segera reda
  3. Membaca buku/ main game. Tujuannya supaya konsentrasinya berpindah pada games atau bacaan (tidak fokus pada luka operasi)
  4.  Jangan lupa mengajak teman atau keluarga pada saat mau operasi. Tujuannya supaya ada yang bantu mengendarai dan menemani kalian sebelum dan sesudah operasi
  5. Kalau mau tidur, coba tinggikan kepala anda. Tujuannya supaya mengurangi pembengakan (bisa menumpukan 2 bantal pada saat mau tidur)
  6. Siapkan semua obat dan air minum didekat anda. Tujuannya supaya tidak terlalu banyak gerak sehingga tidak perlu bangun untuk mengambilnya.
  7. Jangan minum menggunakan sedotan. Tujuannya supaya Udara  yang terbentuk di dalam mulut dapat membuat lapisan darah yang membeku terlepas dan memperlambat proses penyembuhan
  8. Jangan ngerokok dan minum beralkohol. Tujuannya supaya penyembuhan lukanya dapat berlangsung dengan cepat (disarankan 72 jam / 3 hari)  

Semoga saran dari saya dapat membantu kalian... :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline