Pengantin wanitanya adalah seorang laki-laki, hal ini terjadi setiap minggu selama bulan Ramadhan, dimana ada lebih dari sepasang pengantin yang diarak keliling kampung, namun semua pengantin ini sebenarnya adalah laki-laki. Upps... jangan salah paham dulu tidak ada hubungan dengan kegiatan LGBT, banci ataupun semacamnya. Kegiatan ini dikenal oleh masyarakat setempat sebagai tradisi Pengantin Sahur, diadakan di desa Pulau Palas dan desa Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir, Riau.
Tradisi Pengantin Sahur telah turun temurun dilaksanakan, sejak tahun 1960an, jika dulu dikenal dengan istilah "bagarakan" berasal dari bahasa Banjar yaitu membangunkan orang sahur dengan cara memukul-mukulkan bambu.
Sedangkan, di daerah lain dikenal dengan nama "Gerebek Sahur", maka Pengantin Sahur juga bertujuan untuk membangunkan orang-orang kampung untuk segera santap sahur. Tradisi ini dimulai dari pukul 00.00WIB sampai pukul 03.00WIB. Di desa Pulau Palas tradisi Pengantin Sahur dilakukan disetiap minggu dini hari, sedangkan desa Sungai Luar pada sabtu dini hari.
Awal mula tradisi Pengantin Sahur ini diadakan oleh orang-orang terdahulu hanya sekali selama bulan ramadhan. Kenapa harus laki-laki yang didandani dan dirias menjadi pengantin?, jika dahulu gadis-gadis dilarang untuk keluar malam, dan tidak boleh menyandingkan perempuan yang bukan muhrimnya.
Pada tradisi Pengantin Sahur, semua laki-laki memang dirias dan didandani menjadi sepasang pengantin menggunakan pakaian pengantin tradisional maupun modern. Oleh karen itu, berbeda dengan pengantin yang sebernarnya tidak ada aktivitas sakral seperti yang dilaksanakan pada pasangan pengantin pada umunya , karena tradisi ini hanya hiburan dan tradisi unik yang memang harus dijaga.
Dalam pelaksanaannya dari tahun ke tahun tradisi Pengantin Sahur, terus mengalami perkembangan dan kemajuan, sehingga menjadi wisata malam di bulan Ramadhan bagi warga setempat dan sekitarnya. Tradisi Pengantin Sahur, diikuti oleh lebih dari sepasang pengantin dari masing-masing RT di desa setempat, mereka berkeliling kampung sambil di iringi musik. Jika dulu musik pengiringnya hanya berupa dentingan bambu ataupun kaset musik islami. maka, di tiga tahun terakhir iringan musik Pengantin Sahur, menggunakan Sound Sytem dengan house music.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H