Lihat ke Halaman Asli

Devika DianAfrilia

Mahasiswa cantik

Meningkatkan Kesehatan Mental dengan Berdzikir

Diperbarui: 19 Agustus 2021   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sumber daya manusia merupakan komponen utama pembentuk masa depan suatu negeri, dengan kata lain masa depan suatu negara itu bergantung pada kualitas sumber daya manusia nya. Dalam hal ini masyarakat pembentuk sumber daya manusia maju merupakan manusia yang sehat. Manusia yang sehat merupakan manusia yang tidak hanyak sehat dalam fisik, tetapi juga sehat secara mental, sosial, dan spiritual agama. Pribadi manusia yang baik diharapkan akan mampu mewujudkan hasil dari pencapaian identitas manusia beragama. Sehingga dalam hal ini manusia mampu memahami hakikat beragama dan gambaran keimanan, rasa dan sikap beragama yang terorganisir dan terkonsep di dalam dirinya.

Kesehatan mental merupakan terhindarnya individu dari gejala-gejala atau gangguan-gangguan dan penyakit jiwa yang dapat menyesuaikan diri, memanfaatkan potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dalam dirinya membawa kepada kebahagiaan serta keharmonisan jiwa didalam hidupnya.

Akan tetapi untuk mencapai derajat sehat yang diharapkan itu tidaklah mudah. Banyak berbagai macam faktor penghambat terciptanya cita-cita sehat, salah satunya ialah muncul di era globalisasi yang terjadi sangat cepat dan serempak, padahal ketahanan dan kesiapan mental seseorang tidaklah sama dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini. Oleh karena itu banyak individu yang terganggu psikologisnya. Banyak individu yang terjebak kedalam lingkar kehidupan modern yang dinilai arogan. Bahkan tidak sedikit individu yang telah kehilangan identitas agama, atau kalaupun beragama ia tidak merasakan keresahan dalam beribadah kepada Sang Kuasa dan tanpa tahu apa yang diinginkan.

Ibadah merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan rasa ketaatan dan dilakukan untuk mencapai keridha-an Allah dan mengharap pahala Nya di akhirat. Dalam hal ini melakukan sebuah ibadah dengan tanpa pemahaman yang meresap kedalam jiwa ini akan berpengaruh terhadap kesejahteraan mental seseorang. Apalagi ketika seorang individu itusedang berada dalam sebuah permasalahan ataupun kebimbangan dalam kehidupan.

Dalam menjawab permasalahan ini, agama Islam menawarkan solusi dengan dzikir. Kata dzikir telah disebut 280 kali didalam al-quran. Lafadz dzikir ialah bacaan yang suci untuk mengingat Allah SWT. Berdzikir ini adalah melakukan sebuah kegiatan yang didalam nya membaca bacaan suci yang bertujuan agar sang pengamal tersebut selalu ingat akakn kebesaran Allah SWT.

Proses dzikir ini dipercaya dapat mempengaruhi kesehatan mental manusia. Salah satunya dibuktikan pada penjelasan dzikir dan napas. Penggunaan teknik pernapasan dalam kegiatan berdzikir ini dapat meningkatkan kadar ketenangan dalam melakukan dzikir dan dipercaya dapat mencapai ketenangan, kedamaian jiwa, mengembangkan konsentrasi, sikap toleransi, dan juga rasa empati dalam diri.

Namun demikian, pengaruh dzikir terhadap kesehatan mental juga dipengaruhi oleh sikap atau kerutinitasan dalam melakukan dzikir tersebut. Dzikir ini merupakan suatu ajaran agama, oleh karena itu hubungan antara kejiwaan dan agama ini dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap kekuasaan Yang Maha Esa. Sikap pasrah ini yang kemudian dapat menjadikan munculnya sikap optimis pada diri seseorang sehingga dapat memunculkan perasaan positif seperti rasa bahagia, senang, puas, sukses, merasa dicintai, dan juga aman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline