Lihat ke Halaman Asli

Vika Chorianti

Pecinta buku, musik dan movie

Antara Andy, Facebook dan Pilpres

Diperbarui: 7 Agustus 2015   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

andy dan istrinya (doc pribadi)

Namanya, Andy Prasetya, Saya mengenalnya pada saat acara IKAHIMSI yang diadakan di Bali pada Februari 2005 silam. Sepuluh tahun berlalu tanpa terasa. Dia termasuk salah seorang yang dekat dengan saya meskipun dia kuliah di UNDIP semarang. Dia memang satu jurusan dengan seseorang yang pernah mengisi hati saya dalam waktu lama.

Dia orang Solo. Selayaknya orang Solo, tutur katanya halus. Begitu juga dengan perilakunya. Dia termasuk saksi sejarah kehidupan saya. Dari yang normal hingga yang tidak normal ;p. Wajahnya ganteng dengan kulit sawo matang, menambah eksotisme dirinya.

Pas jaman masih kuliah kita pernah beberapa kali ketemu. Jika bukan dia yang datang ke Surabaya dalam sebuah acara kampus, maka saya yang bertandang kesana dalam rangka maen atau travelling ke Semarang. Pasca kelulusan, kita sudah jarang bertemu.

Pada salah satu kesempatan bertemu, ketika dia ada tugas dari kantornya untuk ke Surabaya, pada saat dia masih single, kami mengobrol banyak hal mengenai jodoh. Dia dan saya berandai2. Seperti apa ya jodoh kita masing2kelak. Pertanyaan itu baru bisa terjawab 1 tahun belakangan ini.

Saya mendapat kabar dia akan menikah. Sebagai seorang teman dekatnya, saya ingin menghadiahkan mahar kepadanya. Namun sayang acara pernikahannya dimajukan sehingga saya, jangankan bisa memberi hadiah mahar, datang ke acara pernikahannya pun saya tidak sempat karena terlalu mendadak.

Istrinya cantik dan nampak sayang kepadanya. Dia tampak bahagia dengan kehidupannya yang sekarang. Maka betapa terkejutnya saya saat tahu bahwa dia puasa menggunakan facebook dalam 3 bulan terakhir. Bukan kemudian dia lantas lebaran trus mengakhiri puasanya dengan kembali aktif lagi di FB.

Niatnya masih ingin terus melanjutkan puasanya, tapi ternyata FB hanya memberikan waktu 3 bulan untuk seseorang menonaktifkan akun pribadinya. Jadi meskipun tetap tidak digunakan namun akun tersebut tetap tercatat aktif. Soal ini saya baru tahu malah. Dulu sempat pernah menonaktifkan akun fb saya pribadi, namun pada akhirnya saya buka kembali atas kesadaran sendiri sih hehehehe, bukan paksaan dari mark zuckerberg.

Eniwei, teman saya beranggapan bahwa bermain fb sekarang lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Itu katanya salah satu alasan dari beberapa alasan yang mendasarinya menutup akun pribadinya. Ada benarnya juga sih. Tapi kadang saya rindu kepadanya. Rindu ngetag tulisan padanya.

Teman saya ini adalah salah satu contoh dari betapa perbedaan akan bisa menjadi sangat indah tergantung dari cara kita menyikapinya. Pada saat pemilihan presiden beberapa waktu lalu, ketika banyak orang saling head2head menyatakan dukungannya kepada salah satu calon. Kami pun melakukan hal yang sama. Ikut larut dalam euforia itu. Dia penggemar berat Prabowo, dan saya penggemar berat Jokowi.

Kami sempat beberapa kali terlibat perang media, dan melakukan perdebatan politik. Sesuatu yang sesungguhnya tidak saya inginkan, namun terpaksa saya lakukan karena situasi yang panas pada saat itu. Saya sempet bete sama dia, meski belum sempat sampai harus men-delete-nya sebagai teman di facebook.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline