Lihat ke Halaman Asli

Vika Chorianti

Pecinta buku, musik dan movie

3 Idiots: Kritik Keras untuk Dunia Pendidikan (India)

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14229804771839630694

Semalam saya menonton film India yang berjudul 3 Idiots. Saya mendapat permintaan khusus dari teman terkasih Angga Suanggana untuk meresensi film ini. Dengan senang hati saya menerima tantangan tersebut. Selain karena Angga adalah orang yang istimewa di hati (ciyeeeee), juga karena saya memang suka dengan film ini.

3 Idiots memang bukan film yang baru rilis. Semalam juga bukan pertama kali saya menontonnya. Namun meski ditonton berkali-kali pun, tetap saja selalu meninggalkan kesan yang mendalam di hati. Apalagi kalau bukan karena kelucuannya dan pesan yang ingin disampaikan oleh sang sutradara.

Sesungguhnya saya bukan penggemar film India. Film India yang pernah saya tonton bisa dihitung dengan jari. Ada faktor khusus mengapa saya akhirnya mau menonton film Bollywood. Biasanya karena sang aktris atau aktornya. Saya (agak) suka dengan Shahrukh Khan, Kajol, dan Amitabh Bachchan. Namun tidak semua film yang dibintangi mereka pun saya tonton. Hanya sebagian kecil saja seperti Kuch-kuch Hota Hai, Kabhi Kushi Kabhi Ham, Mohabbatein dan yang agak baru: My Name is Khan.

Hal ini tentu agak berbeda dengan penggemar film India. Saya ingat semasa SMP, saya pernah punya teman yang sangat Indiaholic. Semua film India di televisi tak pernah terlewat. Layaknya Korean Wave yang sekarang melanda, zaman saya SMP adalah era India Wave. Ada stasiun televisi –yang jadi rebutan antara Mba Tutut dan Hery Tanoe, yang selalu menayangkan film-film India setiap harinya.

Nah, kembali ke film 3 Idiots. Pertama kali menonton film ini saya masih berada di Depok. Saya direkomendasikan oleh mantan untuk menontonnya. Dia bilang itu film bagus. Awalnya saya agak ragu karena itu film India dan tidak dibintangi oleh Shahrukh Khan. Namun karena dia pecinta film-film bermutu, maka saya menuruti untuk menontonnya.

Dan benar saja, saat saya menontonnya, hati saya benar-benar meleleh. Film ini, bagus. Saya kehilangan film itu saat saya berpisah dengan mantan, dan baru mendapatkan kembali copy film dari seorang teman akhir-akhir ini. Rasanya begitu senang tak terkira. Sudah dua kali saya menontonnya pasca-mendapat copy film itu. Ketika Angga request, dengan senang hati saya menonton untuk ketiga kalinya.

Adalah Rancho (diperankan oleh Aamir Khan), Farhan (R. Madhavan), dan Raju (Sharman Joshi), 3 sahabat yang kuliah di Imperial College of Engineering (ICE). Kampusnya mirip-mirip dengan ITS dan ITB. Sesuai namanya, kampus ini khusus mempelajari tentang teknik. Mereka mengambil jurusan teknik mesin.

Jalan kisah film ini sesungguhnya sederhana. Berkisah tentang suka duka masa kuliah. Setelah lulus, mereka berkarir masing-masing sesuai dengan bidang yang mereka sukai. Sudah itu saja. Namun dari kesederhanaan tersebut, sang sutradara menyelipkan banyak sekali pesan-pesan moral sekaligus kritikan akan dunia pendidikan di India.

Film ini oleh sang sutradara, Vidhu Vinod Chopra, dibuat menggunakan alur maju mundur. Kebanyakan flashback yang diambil dari sudut pandang orang kedua. Artinya, sang narator bukanlah pemeran utamanya. Kisah ini memang menggunakan narator yang membacakan narasi untuk menyambungkan kisah yang maju mundur itu agar penonton tidak bingung. Karena menggunakan alur maju mundur itu, mungkin penonton tidak sadar bahwa sesungguhnya film itu hanya kisah dalam satu hari.

Ya, hanya kisah satu hari. Film ini dibuka di pagi hari oleh Farhan yang mendapat telepon mendadak dari teman kuliahnya dulu, Chatur. Karena telepon ini, dia bahkan nekat berupaya menghentikan pesawat yang dia tumpangi supaya bisa kembali ke bandara. Dia bahkan membajak seorang penjemput agar mau mengantarkannya menemui, Raju.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline