Lihat ke Halaman Asli

Hangatnya Sinar Matahari Terbenam di Candi Ijo

Diperbarui: 15 Mei 2017   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sebelumnya cerita tentang matahari terbit dan jadi headline (penting banget) dan karena saat ini ga bisa kerja gegara happening banget virus-apa-itu-namanya-embuh-aku-ngga-tau jadi server di pabrik ada update security (gitu kan nyebutnya?!), jadilah sekarang aku mau cerita tentang matahari terbenam, yang kalau orang-orang post di instagram dikasih hashtag #sunset.

Coba kamu bayangin lagi ada di padang rumput sambil rebahan, sekitar jam 5.30 sore, angin semilir, matahari makin condong ke barat, siap kembali ke peraduannya, tapi sinarnya masih kerasa hangat dan nyaman, duh ya ampun, ngimpi Dev!

Ngga perlu cuma mimpi, bisa ko dijadikan nyata. Seperti waktu itu, di Candi Ijo. Memang ngga seluas Candi Prambanan, tapi jadi salah satu tempat dengan sunset yang cantik. Waktu masuk area Candi kita ngga di-stop untuk beli tiket masuk, agak ragu mau maju, tapi memang ngga ada tiket masuk, gratis, cukup bayar parkir aja di beberapa spot parkir yang tersedia.

Candi Ijo lokasinya ngga jauh dari Ratu Boko, bisa banget jadi tujuan terakhir kalau kamu mau jalan-jalan ke Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, dan Tebing Breksi. Awalnya bingung antara dua pilihan untuk lihat sunset, antara Ratu Boko dan Candi Ijo, tapi kalau lihat-lihat foto keduanya bagus semua, jadi pilih yang manapun ngga akan rugi. Kami milih ke Candi Ijo, karena hari sebelumnya kami sudah ke Ratu Boko walaupun ngga untuk lihat sunset.

Kalau mau dapat spot yang enak buat menikmati terbenamnya matahari harus siap-siap dari jam 5 sore. Iya, serius deh, kalau terlambat nanti pemandangannya ketutupan mbak selpi. Kayaknya Candi Ijo ini hits-nya baru ya, jadi animo anak muda masih tinggi buat posting foto sunset di sini. Tapi aku yakin, Ratu Boko pun ngga akan sepi, apalagi Tebing Breksi.

Khayalanku yang di atas tadi bisa diwujudkan di Candi Ijo lho, pekarangannya kan berumput, nah kamu bisa deh rebahan sambil menatap matahari terbenam, tapi aku ngga jamin kamu ngga akan keinjek mbak selpi yang lagi konsen dengan pose-nya.

Jadi ya, matahari tenggelamnya itu ada di antara dua bangunan candi kecil, memang ngga tepat di tengah-tengah sih, tapi teteup cantik. Kalau kamu bisa dapat tempat duduk di samping candi utama menghadap ke barat, nah kamu bisa banget tuh lihat matahari terbenam yang dibingkai dua candi kecil.

Waktu itu anginnya ngga terlalu kencang dan langitnya terang, jadi pemandangannya bisa puas dipelototin sampai mataharinya bener-bener terbenam. Warnanya luar biasa, ngga cuma warna mataharinya tapi juga warna langitnya, warna candi dan juga sekitaranya. Anginnya memang dingin, tapi sinar matahari terbenamnya hangat. Aku ngga nolak kalau tiap sore seperti itu.

Karena aku kesana di waktu liburan panjang, jadinya disana rame banget, sulit untuk ambil foto sunset tanpa ada orang lain ikut kefoto, kecuali kamu julurin kamera ke ujung dari pinggiran area candi, yang agak ngeri kalau dipraktekin.

Sampai waktunya sholat magrib, pemandangan masih bisa kelihatan tanpa perlu cahaya lampu. Untuk sholat magrib kita bisa jalan ke arah timur setelah keluar dari area Candi Ijo. Jalan menanjak sebentar ada mushola terbuka yang masih baru. Tempatnya seperti panggung, airnya dingin, tempatnya juga enak. Selesai sholat kita turun, meluncur ke kota siap-siap mental menghadapi Jogja di waktu libur panjang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline