Kamu? Penting. Kacamata? Juga ngga kalah penting, pastinya buat orang-orang yang penglihatannya bermasalah (nunjuk diri sendiri). Walaupun ada alternatif lain sebagai solusi untuk membantu penglihatan tapi masih banyak orang yang tetep setia dengan kacamatanya (nunjuk diri sendiri) (lagi). Misalnya aja softlense, sekarang banyak softlense dengan warna-warni yang lucu, biar kelihatan lebih jreng. Atau softlense clear biar kelihatan “normal”. Ada juga teknologi lasik, prosedur yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi mata yang rusak, yang biayanya berjuta-juta.
[caption caption="satuharapan.com"][/caption] Saya sendiri adalah pengguna kacamata yang terkadang berselingkuh dengan softlense. Ya, di waktu tertentu, kadang perlu juga pakai softlense. Kenapa hanya di waktu tertentu saja? Karena pakai softlense butuh waktu, ngga seperti pakai kacamata yang bisa dilakukan sambil jalan terburu-buru. Juga perlu perawatan, hati-hati dan ekstra bersih.
Pakai softlense juga kalau terlalu lama jadi ngga nyaman. Oh iya, saya pernah nonton acara reportase dan agak kaget, ternyata ada orang-orang yang membersihkan softlense pakai air, hanya air biasa, padahal untuk membersihkan softlense kita harus pakai cairan pembersih khusus yang bisa dibeli di optik, ya memang sih ngga murah seperti air, tapi kan ya ngga tau ya kalau nanti bahaya buat mata.
[caption caption="sweetlikepeach.com"]
[/caption]Kacamata memang solusi paling praktis (buat saya). Selain pakainya cepat, juga ngga perlu perawatan khusus. Cukup dilap pakai lap yang dari optik, kadang malah pakai tisu atau baju yang lagi dipakai. Yah, walaupun kadang ada saja ketidaknyamanan ketika memakai kacamata, misalnya pas olahraga, keringetan, berembun deh kacamatanya, juga kalau makan makanan berkuah yang panas, juga minum minuman panas, ah.
Terus soal penampilan, mesti bisa milih model kacamata yang cocok di wajah kita. Pakai kacamata bisa banget merubah penampilan kita, bisa jadi kita kelihatan pinter, berwibawa, bisa juga kelihatan nerd, tergantung model kacamata dan tampilan yang kita mau, sesukamu.
Satu lagi permasalahan orang berkacamata, seringkali lupa naruh dimana kacamatanya. Dulu saya sering pakai kacamata di atas kepala lalu heboh “kacamata gue dimana ya?”, “lah, itu dikepala apaan?!”, kadang malah suka naruh di saku belakang celana dan kedudukan. Sekarangpun masih sering lupa, walaupun sekarang sudah ngga suka pakai kacamata di atas kepala, tapi tetep naruhnya sembarangan, mau berangkat kerja heboh nyari kemana-mana. Mungkin kacamatanya harus digantungin handphone ya, biar kalau lupa naruh bisa ditelepon, jadi kedengeran bunyinya. Atau nanti akan ada remot kacamata yang seperti remot mobil, tinggal pencet tit tit bunyi kacamatanya, terus kalau mau kedudukan atau ada yang nyuri alarmnya bunyi juga.[caption caption="Hae kamu >.<"]
[/caption]Jadi, kamu lebih memilih kehilangan aku atau kehilangan kacamata? Kalau aku sih lebih pilih kehilangan kacamata. Kenapa? Karena kalau aku kehilangan kacamata aku (hanya) ngga bisa melihat dengan baik, sedangkan kalau aku kehilangan kamu, aku ngga bisa hidup dengan baik. Eh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H