Lihat ke Halaman Asli

Stunting di Balik Tumbuhan Subur: Bagaimana Pestisida Mengancam Pertumbuhan Anak

Diperbarui: 24 September 2024   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Generated by Canva

Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan petani untuk melawan hama maupun penyakit yang dapat menyerang tumbuhan, sehingga memberikan manfaat utama berupa hasil panen yang lebih banyak dan berkualitas lebih baik. Meskipun pestisida memberikan manfaat dalam meningkatkan produktivitas pertanian, penggunaan yang berlebihan dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan dampak negatif.

Bayangkan kebun di rumah Anda sebagai pesta yang meriah. Semua makanan, minuman dan hiburan telah disiapkan dengan baik. Namun tanpa disadari, ada seseorang yang diam-diam menambahkan racun ke dalam hidangan yang disajikan. Itulah yang terjadi ketika pestisida digunakan secara berlebihan. Awalnya, mungkin tidak terlihat efeknya, tapi lambat laun racun tersebut bisa mengganggu kesehatan orang yang berada di sekitar.

 

Paparan Pestisida: Bahaya yang Tersembunyi

Penggunaan pestisida harus memperhatikan 5 TEPAT, yaitu: tepat objek, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis dan tepat cara. Seperti pepatah yang mengatakan "Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik", penggunaan pestisida yang berlebihan maka akan mencemari tanah dan udara di sekitar kita. Idealnya, pestisida seharusnya hanya membunuh hama yang menjadi targetnya. Namun sayangnya, banyak pestisida yang tidak hanya berbahaya bagi hama, tetapi juga bisa berdampak negatif pada kesehatan manusia, terutama anak-anak. Paparan pestisida dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dan salah satu dampak yang serius adalah meningkatkan risiko stunting pada anak. 

 

Apa Itu Stunting dan Mengapa Penting?

Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan standar usia mereka, kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan masalah kesehatan lainnya. Dalam istilah sederhana, anak yang mengalami stunting tidak tumbuh setinggi dan secepat teman seusianya. Kondisi ini penting untuk diperhatikan karena dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif anak, dan berdampak pada kualitas hidup mereka di masa depan. Menurut WHO (World Health Organization) stunting  berkontribusi sebesar 14,5% terhadap kematian pada balita. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5%, yang berarti 2 dari 10 balita mengalami stunting.

 

Mengapa Paparan Pestisida Bisa Menyebabkan Stunting?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline