Melalui akun twitternya, Sandiaga Uno menghimbau generasi muda untuk mengurangi nonton drakor dan juga menggandrungi k-pop.
Imbauan ini sebagai upaya agar ekonomi kreatif Indonesia bisa menyalip Korea Selatan. Menurut data yang disebutkan @Sandiuno, ekonomi kreatif Indonesia sudah berada di urutan tiga besar dunia.
"Kurangi nonton drakor dan k-pop, perbanyak dengerin Drasun (Drama Sunda) dan D-kop (Dangdut koplo)!! Optimis 5 tahun lagi ekonomi kreatif kita bisa menyalip Korea! Siap...?". Demikian yang tertulis dalam cuitan twitter Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Untuk merealisasikannya, Sandiaga Uno mengajak rakyat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk mulai menggandrungi produk industri hiburan lokal. Sebut saja seperti lagu-lagu koplo dan Drama Sunda.
Namun bisakah kdrama lovers dan kpopers banting stir ke produk lokal ? Pertanyaan ini bisa dengan mudah dijawab dengan 'bisa'.
Akan tetapi, membutuhkan uraian alasan yang panjang. Karena selama ini, industri hiburan Korea Selatan sangat digemari karena menawarkan paket lengkap.
Apakah produk lokal bisa menggeser tahta drama Korea?
Meski masih dengan optimisme yang lemah, pertanyaan diatas bisa dijawab dengan 'iya bisa'.
Sebelum menjadi kdrama lovers, saya adalah penggemar film-film hollywood. Namun setelah berkenalan dengan drakor, tahta film hollywood mulai tergantikan.
Kuncinya adalah kualitas. Secara peringkat, hollywood memang masih nomor satu. Namun industri hiburan Korea Selatan mulai merajai pasar dunia secara luas. Hal ini karena produk Korea Selatan menawarkan kualitas dengan ciri khasnya sendiri.