Lihat ke Halaman Asli

Devi Ervika

TERVERIFIKASI

Long life hallucinations

Katanya Tidak Ada Mantan Santri, Tapi Kok?

Diperbarui: 12 November 2021   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

@masrur_jr

Dahulu kala saat masih mondok, seorang muallim saya bernah berkata bahwasanya tidak ada yang dinamakan mantan santri. Murid sekolah umum akan menjadi mantan murid jika sudah lulus. Namun santri, tidak akan menjadi mantan santri saat lulus dari pondok.

Dulu saya hanya mendengar sambil lalu perkataan ini. Namun jauh hari setelah saya menyelesaikan pendidikan di pesantern, kalimat ini kembali berputar-putar mengelilingi realita saya. Ada makna mendalam yang menjadi pembenaran sekaligus tamparan dalam realita. Karena perkataan ini lebih mengarah ke sebuah janji suci seorang santri.

Mengapa demikian ? Mari kita kupas dari awal..

Santri, mondok vs lulus

Kehidupan setiap orang selalu mempunyai warna-warni yang berbeda. Hal ini menjadikan santri yang hidup di asrama dalam satu keseragaman, tetap memiliki gaya hidupnya masing-masing. Namun dari keberagaman masing-masing, mereka disatukan oleh aturan yang mengikat, sehingga secara otomatis akan memiliki konsep yang sama.

Memang tidak mudah untuk menyatukan semua santri dengan beragam pandangan kedalam satu konsep. Namun berdasarkan pengalaman, saya melihat bahwa pesantern mampu melakukannya. Ada sistem dan sebuah tuntutan tanggung jawab yang membuat para santri mengikuti ikrar pesantren.

Dengan ini, dapat dikatakan bahwa kehidupan santri di pondok pesantren sangat terstruktur. Mereka memiliki sebuah tanggung jawab untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Dan karena hidup sehari-hari dengan teman yang mengikuti konsep yang sama, secara otomatis mereka akan berkompetisi dalam kebaikan.

Lalu ketika mereka lulus dan keluar dari pesantren, arena kompetisi mereka juga akan berubah. Dan pada dasarnya setiap orang akan beradaptasi dengan lingkungan barunya. Adaptasi kedepannya akan menciptakan konsep yang berbeda dalam hal kompetisi.

Itulah mengapa lingkungan membawa pengaruh yang sangat signifikan terhadap seseorang. Seperti diriwayatkan dalam sebuah hadist, bahwasanya "Perilaku teman itu menular".

Hal ini tidak berarti saat lulus santri harus mengurung diri hanya pada lingkungan yang sepaham. Berteman dengan siapapun dari lingkungan yang bagaimanapun tidak masalah. Yang terpenting adalah arena kompetisi yang dipilih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline