Lihat ke Halaman Asli

Devie Koerniawan

Menulis untuk mengubah

Antara Lelaki, Singa dan Hotpants

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Menyuruh kami, kaum lelaki, untuk tidak berpikiran ngeres, sementara di depan mata banyak perempuan ber-hotpants itu sama dengan menyuruh singa untuk jadi vegetarian di tengah-tengah kumpulan kerbau.

Bisa saja singa jadi vegetarian dan makan sayur, tapi apa jadinya keseimbangan mata rantai makanan yang sudah tersusun sedemikian rupa? Populasi hewan yang seharusnya menjadi mangsa sang singa akan membludak dan tidak terkontrol. Lalu bagaimana dengan populasi makanan dari hewan yang seharusnya dimangsa singa tadi?

Sama dengan kami, bisa saja kaum lelaki ngempet nafsu sengempet-ngempetnya. Tapi mungkin yang selanjutnya terjadi adalah, Anda para perempuan sudah tidak menarik lagi buat kami. Dan kami pun memutuskan untuk menjadi penyuka sesama jenis! Anda sudah melihatnya pada lelaki-lelaki yang tiap hari bebas berganti baju atau melihat lawan jenisnya telanjang di belakang c*twalk. Sungguh lekuk badan perempuan adalah bukan hal yang luar biasa dan tidak sedikitpun membangkitkan hasrat seksual lelaki itu.

Dan apa yang sekiranya akan terjadi bila seluruh lelaki jadi penyuka sesama jenis? No more future life! Tak akan ada lagi perkawinan dan proses pelanjutan generasi, karena kami lelaki tidak tertarik lagi dengan yang namanya perempuan.

Hai kaum feminis, tolong berpikirlah sedikit panjang. Jangan asal njeplak. Tolong pahami sesuatu yang secara natural sudah harus dan seharusnya seperti itu. Dan tutuplah badan Anda dengan kain yang cukup.

Dan hai penyuka sesama jenis! Menjadi penyuka sesama jenis itu nggak keren! Perjuangan kaum penyuka sesama jenis bukanlah sesuatu yang heroik. Dan ketika Anda memutuskan untuk bergabung, sama sekali bukan sesuatu yang keren. Tidak sekeren bertato, bahkan jauh dari kekerenan seorang anak SMA yang merasakan sensasi merokok pertama kali. Meskipun keduanya bukan sesuatu yang patut dibanggakan, tapi saya lebih menghargainya daripada Anda yang menyukai sesama jenis.

Catatan :
Tulisan ini murni opini saya, dan sejak Indonesia adalah negara yang bebas untuk berpendapat, maka saya sangat menghargai kebebasan Anda untuk berkomentar dan berpendapat selama tidak berisi hal-hal yang berbau SARA dan makian.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline