Lihat ke Halaman Asli

Bagaimana Jika Guru Menerapkan Konsep Entrepreneurial?

Diperbarui: 9 Desember 2015   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Menjadi guru adalah impian sebagian orang karena mempunyai tujuan mulia yaitu mencerdaskan anak bangsa. Namun di zaman yang semakin berkembang ini, guru mempunyai tanggung jawab yang besar agar ilmu yang di berikan dapat sampai sehingga bermanfaat dan berguna. Bukan hanya ilmu teori, namun juga skill hasil dari praktek yang akan bermanfaat dalam kehidupan sang murid setelah selesai sekolah. Skill apa yang harus di tambah untuk menambah kualitas pendidikan saat ini?

Menurut sebuah laporan, bahwa saat ini pengembangan pendidikan yang bersifat entrepreneurial sedang di kembangkan di negara-negara Eropa. Kenapa harus entrepreneurial di dalam dunia pendidikan? Menurut penelitian, bahwa pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam pengembangan pola pikir, dan guru sebagai pemegang kendali atas pengembangan pola pikir tersebut. Dan entrepreneurship adalah kemampuan untuk tidak hanya memulai perusahaan, tetapi juga untuk berpikir kreatif dan ambisius.

Guru tentu saja akan mengajar sesuai dengan kurikulum dan minat bidang yang di kuasai, namun bagaimana jika guru juga mengaitkan pelajaran tersebut dengan konsep yang entrepreneurial? Sebuah artikel online entrepreneur.com pernah melansir bahwa pendidikan yang di kaitkan dengan konsep entrepreneurial akan sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa karena memacu siswa untuk berfikir out of the box, memelihara minat dan bakat yang dia punya serta lebih kreatif. Selain itu juga, siswa akan peka menciptakan peluang, memastikan keadilan sosial, menanamkan rasa percaya diri dan merangsang perekonomian.

Konsep entrepreneurial bagaimana yang dimaksud? Konsep entrepreneurial erat kaitannya dengan entrepreneurial mindset. Entrepreneurial mindset adalah kerangka berpikir seseorang yang beorientasikan entrepreneurial atau yang kita kenal dengan jiwa pebisnis, lebih memilih untuk menjalani ketidakpastian daripada menghindari, melihat segala sesuatu lebih sederhana daripada orang lain yang melihatnya secara kompleks, serta mau belajar sesuatu hal yang datangnya dari pengambilan resiko (McGrath & MacMillan, 2000: 2). Namun penerapan konsep entrepreneurial tidak hanya melulu untuk membangun bisnis saja. Di sekolah, guru menerapkan konsep entrepreneurial sebagai sikap dan juga metode pembelajarannya.

Lalu, guru bagaimana yang di perlukan?  Seorang guru tentu saja memerlukan pengetahuan yang bisa mendukung pelajaran yang akan di berikan. Selain pengetahuan teori, guru yang entrepreneurial membutuhkan pengetahuan lain di bidang bisnis entrepreneurship dan market yang bisa dikaitkan dengan pelajaran yang diajar. Seorang guru yang entrepreneurial tidak hanya perlu mempunyai pengetahuan, namun juga harus mampu membuka diri atas situasi yang semakin berkembang dan dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tidak hanya kritis, namun juga kreatif dalam mengajar sehingga dapat mengaitkan pelajaran dengan ide bisnis atau bisnis yang sudah ada. Selain itu diharapkan guru mampu memotivasi dan membawa siswa dalam suatu pembelajaran yang mereka senangi karena motivasi memiliki pengaruh terhadap perilaku belajar siswa, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar.

Untuk mendukung guru agar dapat melaksanakan tugasnya, tentu saja sekolah mempunyai peran penting untuk memfasilitasi semua pengajarannya. Untuk membuat system kerja yang disiplin dan tepat waktu, di butuhkan sebuah alat checklock yang berguna sebagai absensi kedatangan dan pulang para guru. Menurut Syah (2010) perwujudan perilaku seperti melalui penekanan pada kebiasaan bekerja yang baik akan menimbulkan kinerja yang optimal melalui proses pelatihan dan kebiasaan. Selain itu, untuk mendukung pengajaran yang semakin modern, perlu di berikan beberapa perangkat gadget mengikuti kebutuhan dan zaman, serta fasilitas lainnya untuk mendukung kreatifitas guru dalam mengajar.

Selain fasilitas, untuk mengasah kreatifitas dan pengetahuan baru, perlu diadakan training seputaran pendidikan dan entrepreneurship rutin setiap beberapa bulan sekali untuk memperbaharui skill yang di punya seorang guru. Selain itu diperlukan mentoring dengan sesama guru, agar sesama guru mempunyai keterikatan dan bisa saling sharing dengan pengetahuan yang mereka punya.

Untuk memberikan penghargaan untuk para pengajar, diperlukan sebuah acara yang dapat memberikan reward untuk para pengajar yang sudah berprestasi seperti mengadakan acara award dan memberikan hadiah liburan. Hal ini diperlukan untuk mendorong guru agar bisa lebih kreatif dalam membuat metode pengajaran maupun gaya belajar sehingga bisa membuat kelas yang teratur, kondusif, dan dinamis. Selain itu, di harapkan guru mampu memberikan pelajaran baru kepada murid yaitu pelajaran yang di kaitkan dengan dunia bisnis agar dapat berguna bagi bangsa yaitu dengan membuka fikiran para murid agar lebih berkembang, dapat mengasah bakat dan minat mereka serta membuka peluang untuk orang lain.

 

Daftar Pustaka:

Bruxelles.(2011). Entrepreneurship Education: Enabling Teachers as a Critical Success Factor. European Commission, Final Report November 2011

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline