Lihat ke Halaman Asli

Devi Ari Susanti

Menulis untuk meninggalkan jejak

Fenomena Tawar Menawar Pedagang Kecil

Diperbarui: 11 Maret 2021   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Fenomena ini aku tulis setelah mendengar percakapan tawar menawar antara ibu-ibu pembeli dengan tukang sayur. Begitu kekehnya ibu-ibu itu menawar dagangan tukang sayur tersebut dengan harga murah, kira-kira percakapannya seperti ini:

Ibu-ibu: "Berapa harga sayur ini bang?"

Tukang sayur: "Tujuh ribu rupiah saja, Bu."

Ibu-ibu: "Dua ribu saja ya? Ini kan sudah stok terakhir."

Tukang sayur: "Tidak bisa, Bu. Harganya memang segitu."

Ibu-ibu: "Ayolah dua ribu rupiah saja lah."

Aku tak mendengar lagi jawaban tukang sayur, sepertinya tukang sayur itu berat untuk melepaskan dagangannya dengan harga murah. Tak berselang lama kemudian, aku mendengar suara suami dari ibu-ibu tersebut berteriak..

Suami ibu-ibu: "Bang, kasih aja sayurnya dua ribu rupiah."

Ibu-ibu: "Dua ribu rupiah ya, Bang?"

Tukang sayur: "Ya sudah, dua ribu rupiah, Bu."

Dialog-dialog tersebut sering kita dengar dan kita jumpai, bahkan kadang-kadang kita lah pelakunya. Tawar menawar merupakan suatu aktivitas yang sering dilakukan oleh pembeli dengan pedagang. Sering kali tawar menawar ini berujung dengan kesepakatan yang hanya menguntungkan salah satu pihak saja. Namun, kegiatan tawar menawar ini sangat berbanding terbalik ketika berbelanja di supermarket, mall, atau pusat perbelanjaan lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline