Lihat ke Halaman Asli

Mengajar di Tempat 3T (Ternyaman, Tersayang, Terkenang) Kampus Mengajar Angkatan 2

Diperbarui: 29 Juni 2023   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Dewasa ini masa depan dihadapkan berbagai perubahan di segala bidang dengan akselerasi yang amat cepat dan disruptif sehingga menuntut disiapkannya sumber daya manusia masa depan yang benar-benar berkualitas. Dalam konteks perguruan tinggi, kompetensi mahasiswa harus disiapkan lebih komprehensif dan multidisiplin dalam upaya menyiapkan lulusan menghadapi perubahan social, budaya, dunia kerja, dan kemajuan teknologi.

Untuk itu Kebijakan Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka (MBKM) diharapkan menjadi jawaban untuk mewujudkan pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom, fleksibel, dan berkualitas sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai kebutuhan mahasiswa.

Kampus mengajar adalah bagian dari program MBKM yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Program ini merupakan transformasi dari Program Kampus Mengajar Perintis yang bertujuan untuk memberikan solusi bagi Sekolah Dasar yang terdampak pandemic dengan memberdayakan para mahasiswa yang berdomisili di sekitar wilayah sekolah untuk membantu para guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di tengah pandemic covid-19.

Kehadiran KMP dan KM 1 telah dirasakan manfaatnya di berbagai Sekolah Dasar di seluruh Indonesia, oleh karenanya Kemendikbudristek dengan dukungan LPDP kembali meluncurkan Kampus Mengajar Angkatan 2 Tahun 2021.

Kampus Mengajar Angkatan 2 Tahun 2021 berfokus pada peninngkatan kemampuan literasi dan numerasi pada pendidikan dasar. Konteks ini semakin kuat mengingat kondisi literasi dan numerasi Indonesia yang masih rendah, seiring upaya peningkatan literasi dan numerasi sebagai salah satu agenda prioritas Nasional. Program Kampus Mengajar membuka ruang bagi mahasiswa untuk bisa mendarmabaktikan kecakapan serta ilmu pengetahuan mereka dalam membantu siswa SD dan SMP tersebut. Program ini juga memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan passion, semangat dan keinginan mahasiswa. Selain itu, mahasiswa diharapkan menjadi inspirasi bagi para siswa SD dan SMP untuk memperluas cita-cita serta wawasan mereka. Dalam hal ini secara tidak langsung akan terjadi peningkatan capaian standar pendidikan SD dan SMP, yang semula capaian pendidikan minimal hanya sampai jenjang menengah berubah menjadi jenjang perguruan tinggi.

Dari latar belakang yang sudah tersebut diatas tujuan utama Kemendikburistek melanjutkan program KM 2 ini yaitu meningkatkan literasi dan numerasi pada pendidikan dasar. Tujuan program tersebut sudah Ia jalankan selama 5 bulan di sekolah penempatannya di SD Inpres Haming yang berlokasi di Desa Maubokul, Kec. Pandawai, Kab. Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dimulai pada tanggal 02 Agustus sampai 17 Desember 2021.

Dokumen Pribadi

Pada saat setelah pembekalan selesai Ia dan teman-teman melakukan survei lokasi sekolah dan hasil yang mereka dapatkan letak sekolah tersebut cukup jauh dari perkotaan, mereka menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam dengan kondisi jalan yang belum sepenuhnya beraspal juga kondisi di desa tersebut tidak ada akses listrik dan jaringan. Setelah survei tersebut mereka memutuskan untuk tidak menginap karena selain tidak ada akses listrik dan jaringan juga mess yang ada sudah rusak akibat badai seroja dan belum mendapatkan bantuan perbaikan. Keesokan harinya Ia melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat lalu koordinasi dengan kepala sekolah penempatannya. Pada saat itu koordinasi dilakukan secara daring karena masih dalam kondisi PPKM.

Setelah koordinasi selesai, esok harinya mereka langsung terjun ke lokasi mengajar dan ternyata pada saat itu KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dilaksanakan di rumah murid-murid atau disebut BDR (Belajar Dari Rumah) dimana guru yang menyambangi rumah murid-murid karena tidak bisa dilaksanakan via online karena keterbatasan sarana komunikasi atau handphone dan juga tidak adanya akses jaringan dan listrik. Pada saat bertemu murid-murid, Ia tertegun ternyata kelas 5 SD ada yang belum bisa membaca lancar bahkan ada yang masih mengeja saat membaca. Minggu pertama Ia mendapatkan banyak yang belum bisa membaca bahkan itu terjadi di seluruh kelas. Ia pun sadar akan tujuan Kemendikbudristek untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi benar adanya dan sangat perlu ditingkatkan.

Setelah melihat kondisi tersebut, kepala sekolah mengadakan rapat dan membagi mereka ke setiap kelas untuk membantu setiap guru kelas meningkatkan literasi siswa-siswa yang masih sangat rendah. Dan juga mereka membagi jadwal mengajar di setiap kelas, pertemuan dilakukan dua kali dalam seminggu untuk setiap kelasnya dan bertempat di titik-titik BDR yang sudah ditentukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline