Pada tahun 2020 awal mulanya virus Covid-19 masuk ke Indonesia dan membawa masyarakat pada masa-masa yang sulit. Dengan adanya virus Covid-19 berdampak juga pada pendidikan Indonesia membuat proses pembelajaran menjadi berubah dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Para siswa harus melaksanakan kegiatan belajar dari rumah dengan pengarahan dari guru yang didampingi oleh masing-masing orang tua.
Guru pun tak lepas dari tanggung jawab dari kewajibannya sebagai pengajar, dimana guru harus memastikan peserta didik dapat memperoleh ilmu pengetahuan untuk di berikan kepada peserta didik.
Banyak kendala yang dialami saat melakukan pembelajaran jarak jauh (PPJ), terutama di daerah pedesaan dengan keterbatasan jaringan internet. Bukan hanya keterbatasan dalam jaringan internet saja yang menjadi kendala, tetapi kebanyakan orang tua siswa juga mengalami kesulitan ekonomi sehingga tidak semua siswa memiliki perangkat yang memadai untuk belajar.
Devi Sri Adiansi, selaku peserta KKN Tematik UPI 2021. Merupakan mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia kampus daerah Tasikmalaya yang melaksanakan kegiatan pendampingan kepada wali murid SDN 2 Pusparaja, desa Puspamukti, kec. Cigalontang, kab. Tasikmalaya. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara home visit dengan menemui langsung orang tua siswa dan siswa untuk melihat proses pembelajaran.
"Dikarenakan disini daerah pedesaan jadi rata-rata ekonomi orang tua siswa menengah kebawah. Jadi tidak semua siswa memiliki smartphone. Jadi siswa dibagi kelompok kecil dengan satu siswa yang memiliki smartphone untuk pemberian tugas. Nah nanti guru akan mengecek ke rumah siswa ke rumah tempat kumpulnya mahasiswa". Ujar ibu Maesunah selaku kepala sekolah SDN 2 Pusparaja. Guru SDN 2 Pusparaja melakukan home visit seminggu 2 kali pada setiap kelompok kecil yang dibuat. Kelompok kecil ini terdiri dari 4 orang siswa yang salah satunya memiliki smartphone.
Dalam pembelajaran Home visit guru maupun peserta didik tetap mematuhi protokol kesehatan sebagai langkah antisipasi penularan Covid-19 seperti memastikan kondisi kesehatan guru dan peserta didik dalam keadaan sehat, wajib memakai masker atau pelindung wajah (face Shield), mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer dan jadwal pembelajaran, guru juga mendapatkan surat tugas dari sekolah.
Home visit adalah salah satu teknik pengumpul data dengan jalan mengunjungi rumah peserta didik untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik dan untuk melengkapi data peserta didik yang sudah ada yang diperoleh dengan teknik lain (WS.Winkel,1995).
Kegiatan Home visit ini guru dapat mengetahui tentang kondisi lingkungan belajar anak di rumah melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi sehingga antara guru dan orang tua dapat mencari solusi bersama terkait kendala-kendala dalam proses pembelajaran yang dihadapi oleh anak, peserta didik dapat menangkap secara visual dan audio, karena mereka tidak semuanya menguasai salah satu media pembelaran.
Dengan home visit juga siswa dapat termotivasi juga untuk belajar. Siswa dapat mengerjakan tugas dengan serius karena ada guru yang mendampingi, beda dengan didampingi oleh orang tua siswa dapat bersantai karena yang mendampingi orang tua mereka sendiri. Jadi dengan melakukan home visit dapat lebih efektif dalam proses belajar.
Dengan interaksi bersama guru siswa juga dapat mendapatkan informasi lebih tepat mengenai materi yang diajari. Siswa dapat lebih paham atau mengerti mengenai materi yang dipelajari apalagi kalo guru mendampingi siswa belajar dirumah menggunakan media yang dapat memudahkan siswa memahami materi pelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H