Lihat ke Halaman Asli

Devi Novianti Fernanda

Writer • Motivator • Content Creator • Muslimah Preneur

Ketika Manusia Menempati Tempat Air

Diperbarui: 19 September 2021   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geulgram

Tidak bisa dipungkiri bahwa air merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan oleh kita sebagai manusia. Hampir semua aktivitas yang kita lakukan membutuhkan air, bahkan tubuh kita pun mengandung unsur air.

Untuk thaharah atau membersihkan diri, kita membutuhkan air. Begitu pula ketika hendak berwudhu. Ingin mencuci pakaian atau piring pun kita butuh air. Bahkan, setelah makan kita biasanya meminum air juga. 

Kebutuhan kita terhadap air, membuat kita kesulitan ketika tidak memilikinya. Ketika kemarau sering sekali orang-orang mengeluh karena tidak memiliki air. Sangat sulit untuk mencari air bersih. Ingin membeli pun ternyata harganya bisa sangat mahal. Maka beruntunglah orang-orang yang tidak kekurangan air di rumahnya.

Namun, di sisi lain, air bisa membuat manusia merasa repot. Ketika volume air sangat tinggi, misalnya di musim hujan, beberapa wilayah sering terkena banjir. Jika terjadi hal seperti ini, apakah air yang salah? Sayangnya air itu adalah makhluk Allah yang bergerak sesuai perintah-Nya. Air tidak memiliki nyawa atau akal seperti manusia.

Ketika air dirasa membuat manusia merasa kesulitan, sebenarnya bukan airnya yang salah, tetapi manusia itu sendiri. Sejak dulu sampai sekarang air tidaklah berubah, manusialah yang nyatanya terus berubah.

Misalnya banjir, disebabkan makin banyaknya pembangunan, penebangan hutan, bahkan orang-orang buang sampah sembarangan. Ketika hujan turun dengan derasnya, air kehilangan tempatnya yang biasa dia singgahi, tempat-tempat yang mungkin kita tutupi oleh bangunan. Atau air itu menguap karena banyak sampah yang menghambat jalannya air.

Tidak lupa juga dengan penebangan pohon secara liar, yang bukan hanya merusak tempat tinggal hewan dan mengurangi stok oksigen untuk kita hirup. Namun, nyatanya membuat air di tanah menjadi sedikit karena tidak bisa diserap pohon.

Bukan hanya itu, banyaknya pabrik-pabrik yang dibangun, mencemari lingkungan. Banyak limbah yang dibuang ke dalam air, sehingga mengotori sungai dan sumber air lainnya.

Dulu ketika masih kecil, kita masih bisa bermain di sungai karena airnya masih jernih dan banyak. Sedangkan, sekarang? Sungai kering, bahkan jika pun ada airnya, air tersebut keruh atau banyak sampahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline