Lihat ke Halaman Asli

Dibalik Eksotisme Jembatan Tayan, Nasib Penyeberang Sampan Kalimantan Digantungkan

Diperbarui: 21 Januari 2016   02:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : www.antaranews.com

Hai para travelers ! Bagi travelers sejati bukanlah hal susah untuk menemukan tempat-tempat yang sedang nge-hits seperti Jembatan Tayan ini. Jembatan yang terletak di Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat ini memiliki panjang 1440 meter dimana jembatan ini memegang predikat jembatan terpanjang kedua setelah Suramadu. Sudah tidak diragukan lagi akan konstruksinya yang kokoh dan megah serta perpaduan warna merah dan putih yang mencerminkan bendera bangsa ini turut ambil bagian dalam pesona jembatan ini. Sumber: Pontianakpost.com

Pada awalnya selain digunakan sebagai penghubung provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah juga diharapkan Jembatan ini mampu menambah sektor perekonomian dari kedua provinsi tersebut. Namun apakah sektor perekonomian memang benar-benar bertambah ? Bisa jadi memang benar. Banyak investor maupun pengusaha yang tidak akan menyia-nyiakan kesempatan membangun usaha di sekitar sini sebab jalur transportasi usaha sudah semakin lancar dengan adanya jembatan tersebut.

Lalu, bagaimana dengan penduduk sekitar yang mayoritas bermata pencaharian sebagai penyeberang sampan ? Kalimantan dengan seribu sungainya menjadi penghidupan bagi mayoritas penduduknya dengan mengandalkan perahunya serta sungainya, kini perlahan hilang tertutup megahnya Jembatan Tayan ini. Banyak masyarakat di luar, turis domestik yang mengapresiasi yang memberi applause dengan dibangunnya jembatan ini tapi penduduk sekitar apakah benar benar bisa bertepuk tangan ?

Mari kita berpikir sejenak. Dengan dibangunnya jembatan Tayan ini, banyak masyarakat yang lebih memilih jalur darat dibanding jalur air. Transportasi air yang menjadi sumber penghidupan masyarakat sekitar dan menjadi ciri Khas dari Pulau Kalimantan ini mungkin saja perlahan akan punah. Investor yang kaya akan semakin kaya, sementara penyeberang sampan dan pengantar transportasi air akan semakin mundur terpuruk dan akhirnya mati pencaharian.

Hal ini dapat menjadi sorotan bagi pemerintah untuk mencarikan suatu solusi bagi para penyeberang sampan agar mata pencaharian mereka tidak mati. Misalnya saja, pemerintah dapat mengembangkan wisata di bawah jembatan tersebut dengan konsep wisata air. Sampan-sampan yang dulunya hanya untuk menyebrang dapat sedikit diberi sentuhan artistik seperti, sampan berbasis wisata air yang dihias dengan unik sehingga dapat menarik para wisatawan yang ingin berkunjung dan menikmati kemegahan jembatan ini.

Niscaya, mata pencaharian para penyebrang sampan tidak akan mati. Apalah arti sebuah kemegahan jika didalamnya banyak cerita pilu yang seharusnya didengarkan. Salam semoga bermanfaat!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline