Lihat ke Halaman Asli

Devfrass88

Seorang blogger

Pilihan Hidup Childfree? Apakah Mereka Tidak Merasa Kesepian?

Diperbarui: 27 April 2022   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Iseng-iseng habis membaca salah satu blog tentang cara mendapatkan keturunan perempuan atau lelaki. Jadi teringat ketika orang-orang masih hidup tentang pilihan manusia lain yang ingin Childfree atau seseorang yang masuk ke ranah spektrum LGBT, bahkan dia anggota feminisme, selalu ceramah jangan masuk komunitas profressive dengan alasan "ga sesuai kodrat lah atau hidup seharusnya blablabla.."


Rasanya terbersit dalam pikiran ini ingin merekam suara diri dan bawa speaker atau bahkan TOA (kalau bisa), sambil berkata:

"Banyak bicara kalian! Saya yang punya hidup, kok Anda yang sibuk mengurusi orang lain?"

Lalu orang tersebut mulai berdalih:
"Kan kita sebagai blablabla harus saling mengingatkan"

Jawaban:
"Berisik! Bukan mengingatkan orang lain itu namanya! Tapi memaksa!"

Di jawab kembali:
"Kan ini juga untuk kebaikanmu"

Jawaban:
"Saya sendiri yang tahu hidup Saya sendiri dan lakukan yang terbaik untuk diri Saya sendiri, bukan Anda!"

Oke, saya di sini hanya ingin mengeluarkan unek-unek saja. Mari kita mendongeng sejenak.

I'm not opposed childfree yet not the one who wants to have a child.

 
Bahkan setidaknya kalau Saya mempunyai keturunan pun oke kok, asalkan maks 2; manusia dan pet (binatang peliharaan), manusia dan manusia, atau dua-duanya pet.

Keluarga Saya sendiri generasi boomer (polos atau kolot) dan itu memang apa adanya, tapi dari pihak Ayah Saya ada 3  orang tante yang 'kehidupan relationship' nya tidak umum bagi masyarakat Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline