Lihat ke Halaman Asli

Deva Yohana

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Belajar Etos Kerja dari Menjadi Relawan

Diperbarui: 14 Juni 2024   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Teruntuk Project

Tahun 2024 menjadi tahun ke-6 saya terjun menjadi relawan. Saya ingat sekali. Dulu, saat pertama kali bergabung di komunitas, saya merasa sangat insecure karena merasa skill saya tidak mumpuni untuk menjadi seorang pengurus.

Saya merasa beruntung. Sebab, rekan-rekan saya di komunitas tersebut ramah-ramah dan membuka ruang kepada saya untuk belajar dan berkembang. Dari situ muncul minat saya yang tinggi terhadap dunia perkomunitasan dan kerelawanan.

Memasuki bangku kuliah hingga saat ini, aktivitas bergabung di komunitas dan menjadi relawan tak pernah luput dari agenda kegiatan saya. Tak kurang dari 20 komunitas/organisasi/LSM sudah pernah saya ikuti, baik menjadi relawan untuk durasi waktu tertentu maupun menjadi panitia event.

Saya pun turut merasakan berbagai peran, mulai dari content writer, copywriter, blog writer, pengajar, project manager, admin grup, hingga tim penyeleksi beasiswa. Tugas menjadi penulis merupakan yang paling sering saya jalani.

Tentu, pengalaman saya terjun menjadi relawan sangat membantu saya dalam mengenali seperti apa gambaran dunia kerja, apalagi setiap komunitas/organisasi memiliki sistem kerja yang berbeda, ada yang ketat, fleksibel, dan sangat santai. Saya mendapatkan pelajaran berharga tentang tanggung jawab dan etos kerja.

Setidaknya ada beberapa nilai etos kerja yang saya pelajari selama menjadi relawan. Berikut ini uraiannya.

Dedikasi dan Komitmen

Meskipun relawan identik dengan pekerjaan yang tidak dibayar, bukan berarti seseorang dapat mengerjakan tugasnya sesuka hati. Walaupun dapat dikerjakan secara fleksibel, komunitas/organisasi pasti akan melihat dedikasi kita dalam melaksanakan peran sebagai relawan mereka. Ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan komitmen terhadap tugas yang diemban. Nah, dalam dunia kerja, dedikasi ini dapat diterjemahkan menjadi ketekunan dan loyalitas terhadap perusahaan.

Kerja Tim dan Kolaborasi

Menjadi relawan sering kali menuntut seseorang untuk bekerja dalam tim yang terdiri atas individu dengan latar belakang yang berbeda. Ini mengajarkan keterampilan kolaborasi, komunikasi efektif, dan kemampuan untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama. Keterampilan ini sangat berharga dalam lingkungan kerja di mana kerja sama dan sinergi tim sangat penting. Terus terang, saat pertama kali menjadi relawan, saya jadi menyadari kelemahan saya dalam berkomunikasi dan terus berusaha untuk meningkatkannya.

Manajemen Waktu

Dengan keterbatasan waktu yang dimiliki, relawan harus pandai mengatur waktu agar tugas-tugas yang diemban dapat diselesaikan dengan baik. Pengalaman ini membantu mengembangkan keterampilan manajemen waktu yang efektif, yang sangat dibutuhkan dalam dunia profesional untuk menjaga produktivitas dan efisiensi kerja.

Empati dan Kecerdasan Emosional

Empati barangkali menjadi salah satu keterampilan yang selalu dikaitkan dengan kegiatan kerelawanan. Alasannya sederhana. Berinteraksi dengan individu yang membutuhkan bantuan atau dukungan mengembangkan empati dan kecerdasan emosional. Kemampuan untuk memahami dan merespon perasaan orang lain dengan tepat adalah kualitas yang sangat dihargai di tempat kerja, terutama untuk posisi yang membutuhkan interaksi intens dengan klien atau rekan kerja.

Inisiatif dan Proaktif

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline