Amazon, salah satu raksasa teknologi dunia, baru-baru ini membuat kebijakan yang mengharuskan karyawannya untuk kembali bekerja di kantor selama lima hari dalam seminggu, menghentikan pendekatan kerja jarak jauh yang sempat diberlakukan selama pandemi COVID-19. Kebijakan ini mengundang beragam reaksi, termasuk kritik tajam dari mantan eksekutif Google, Laszlo Bock, yang menyebut langkah tersebut sebagai kemunduran ke pendekatan manajemen yang lebih tradisional.
Dalam sebuah wawancara, Bock mengatakan bahwa kebijakan Amazon ini seolah-olah mengembalikan perusahaan ke era manajemen lama yang dianggap usang. "Ini seperti restoran yang kembali ke menu lamanya setelah mencoba sesuatu yang baru, namun merasa bahwa menu baru tersebut tidak lebih baik," ujarnya. Kritik ini seolah menyoroti bahwa Amazon kehilangan momentum inovasi dalam pendekatan manajemen pekerja dengan kembali ke metode lama.
Pandemi dan Awal Mula Kebijakan Kerja Jarak Jauh
Selama pandemi COVID-19, banyak perusahaan teknologi, termasuk Amazon, menerapkan kebijakan bekerja dari rumah untuk melindungi kesehatan karyawan sekaligus menjaga produktivitas. Kebijakan ini memungkinkan ribuan karyawan untuk bekerja dari rumah dengan bantuan teknologi, mendorong inovasi dalam cara perusahaan mengelola tenaga kerjanya. Dalam beberapa kasus, kebijakan ini bahkan dianggap lebih efektif, meningkatkan keseimbangan kerja dan kehidupan bagi banyak pekerja.
Namun, seiring dengan meredanya pandemi, Amazon mulai merancang rencana untuk membawa karyawan kembali ke kantor. Awalnya, perusahaan memperkenalkan kebijakan hybrid yang memungkinkan karyawan untuk bekerja di kantor beberapa hari dalam seminggu. Namun, langkah terbaru ini sepenuhnya menghapus kebijakan fleksibel tersebut, dan mewajibkan kehadiran karyawan di kantor selama lima hari penuh.
Kritik terhadap Kebijakan Baru Amazon
Kebijakan baru ini dianggap oleh banyak pihak sebagai langkah yang bertolak belakang dengan tren modern yang terjadi di dunia kerja. Laszlo Bock, yang dikenal luas sebagai salah satu arsitek dari pendekatan manajemen modern di Google, adalah salah satu yang paling vokal dalam mengkritik kebijakan Amazon. Bock berpendapat bahwa kerja jarak jauh dan model hybrid telah terbukti efektif di berbagai perusahaan, baik dari segi produktivitas maupun kepuasan karyawan.
Menurut Bock, Amazon seharusnya lebih berani dalam mempertahankan model kerja fleksibel yang telah diuji selama pandemi, daripada kembali ke pendekatan manajemen tradisional yang terlalu mengandalkan keberadaan fisik karyawan di kantor. "Banyak perusahaan yang menemukan bahwa kerja jarak jauh dapat berfungsi dengan sangat baik. Langkah ini mengindikasikan bahwa Amazon mungkin sedang kembali ke metode yang tidak sesuai dengan perubahan yang sudah terjadi di dunia kerja modern," tambahnya.
Kritik ini juga diperkuat oleh hasil survei yang menunjukkan bahwa banyak karyawan di berbagai perusahaan lebih memilih model kerja hybrid atau jarak jauh dibandingkan harus kembali ke kantor secara penuh. Beberapa studi juga menemukan bahwa fleksibilitas dalam bekerja dapat meningkatkan tingkat kepuasan, produktivitas, dan bahkan retensi karyawan.
Alasan Amazon Mengambil Langkah Ini
Meskipun menghadapi banyak kritik, Amazon memiliki alasan tersendiri dalam memberlakukan kebijakan ini. Perusahaan menekankan pentingnya kolaborasi langsung di kantor dan interaksi tatap muka dalam membangun budaya kerja yang kuat. Menurut manajemen Amazon, kehadiran di kantor dapat mendorong inovasi, komunikasi yang lebih baik antar karyawan, dan memperkuat ikatan tim.
Dalam sebuah memo internal yang dikirim kepada karyawan, CEO Amazon, Andy Jassy, menyatakan bahwa meskipun kerja jarak jauh telah berhasil selama masa darurat, kembali ke kantor secara penuh dianggap perlu untuk mempertahankan daya saing perusahaan di industri teknologi yang terus berkembang pesat. "Kami percaya bahwa kehadiran fisik di kantor adalah bagian penting dari kesuksesan jangka panjang kami," tulis Jassy.
Jassy juga menambahkan bahwa dinamika tim dan interaksi sosial yang terjadi di lingkungan kantor sulit untuk sepenuhnya digantikan oleh teknologi. Ia percaya bahwa pertemuan langsung dapat memicu ide-ide baru dan memfasilitasi diskusi mendalam yang seringkali sulit dilakukan secara virtual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H