Lihat ke Halaman Asli

300 Karyawan Disney di PHK, Alibu Penghematan Biaya

Diperbarui: 21 Oktober 2024   02:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

The Walt Disney Company mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 300 karyawan yang tersebar di berbagai departemen dalam perusahaan, termasuk sumber daya manusia (SDM), hukum, keuangan, dan komunikasi. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya penghematan biaya yang dilakukan perusahaan untuk menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks.

Pengumuman PHK ini muncul di tengah situasi bisnis global yang terus berubah dan semakin tidak menentu, terutama setelah dampak panjang pandemi COVID-19 yang mengubah berbagai sektor industri, termasuk hiburan. Dalam beberapa bulan terakhir, Disney telah menghadapi tekanan untuk menekan biaya operasionalnya dan memperbaiki efisiensi internal.

Langkah Penghematan yang Tidak Terelakkan
Menurut pernyataan resmi dari pihak Disney, keputusan untuk melakukan PHK ini adalah langkah yang sangat sulit, namun dianggap perlu untuk menjaga keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang. 

"Kami harus membuat keputusan yang tidak mudah ini untuk memastikan stabilitas operasional kami ke depan dan dapat terus berinovasi dalam menyajikan hiburan berkualitas kepada audiens global," ungkap juru bicara Disney dalam sebuah pernyataan tertulis.

Sumber internal yang dekat dengan keputusan ini mengungkapkan bahwa PHK ini adalah bagian dari langkah komprehensif yang mencakup penilaian ulang berbagai aspek bisnis perusahaan. Selain pengurangan tenaga kerja, Disney juga berencana untuk memangkas beberapa program non-prioritas, merestrukturisasi beberapa divisi, serta mencari cara untuk mengoptimalkan teknologi dalam operasional sehari-hari.

Departemen yang terdampak oleh PHK termasuk SDM, hukum, keuangan, dan komunikasi, yang merupakan area penting dalam mendukung operasional sehari-hari perusahaan. Meskipun sebagian besar karyawan di sektor hiburan dan kreatif masih terjaga, keputusan untuk memotong tenaga kerja di departemen-departemen pendukung ini menunjukkan bahwa Disney benar-benar fokus pada efisiensi di berbagai lini perusahaan.

Kondisi Pasar yang Menantang
Salah satu alasan utama di balik langkah PHK ini adalah kondisi pasar yang menantang. Disney, seperti banyak perusahaan besar lainnya, mengalami tekanan akibat kenaikan biaya operasional, perubahan pola konsumsi, serta persaingan yang semakin ketat di industri hiburan. Di tengah lanskap media yang terus berubah, perusahaan seperti Disney harus beradaptasi dengan cepat untuk tetap relevan dan menjaga pangsa pasar.

Dalam beberapa tahun terakhir, platform streaming seperti Disney+ memang mengalami pertumbuhan yang pesat, namun di sisi lain, divisi-divisi tradisional seperti taman hiburan dan televisi kabel menghadapi tantangan besar. Kondisi pasar yang fluktuatif ini memaksa perusahaan untuk mengambil langkah-langkah drastis guna menjaga kelangsungan bisnis.

Salah satu analis industri hiburan menyatakan bahwa langkah PHK ini sejalan dengan tren yang terjadi di banyak perusahaan besar lainnya, yang juga mengambil langkah serupa untuk menjaga kesehatan keuangan mereka. "Banyak perusahaan yang melakukan penyesuaian struktural untuk menyesuaikan diri dengan realitas ekonomi saat ini. Disney tidak sendirian dalam menghadapi tantangan ini," ujar analis tersebut.

Dampak PHK bagi Karyawan
Bagi karyawan yang terkena dampak, keputusan PHK ini tentu saja membawa duka tersendiri. Beberapa dari mereka telah bekerja di Disney selama bertahun-tahun dan terlibat dalam berbagai proyek besar perusahaan.

"Ini adalah momen yang sangat sulit bagi kami semua," kata seorang karyawan yang terkena dampak PHK namun memilih untuk tidak disebutkan namanya. "Banyak dari kami merasa bangga bekerja di sini dan berkontribusi untuk kesuksesan Disney. Tapi keputusan ini adalah kenyataan yang harus kami hadapi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline