Lihat ke Halaman Asli

Deva Risma

Menulis adalah healing terbaik

Lelaki di L300

Diperbarui: 23 Agustus 2021   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengedarkan seluruh pandangan keluar mobil. Lewat jendela yang  terbuka setengah, aku menikmati pemandangan yang memukau. Hamparan laut biru dan juga jalan yang berliku-liku. Lagu lawas yang diputar di MP3 mobil membuat aku tidak bisa tidur.

Entah kenapa MP3 mobil yang kutumpangi hari ini yang cenderung memutarkan lagu-lagu lawas. Aku tipe orang yang suka tidur dalam perjalanan. Tapi, tidak untuk siang ini. 

Mataku terbuka lebar menikmati pemandangan yang disuguhkan kiri kanan.  Aku sedikit bernostalgia dengan lagu yang diputar. Tanpa sadar bibirku mengikuti lirik lagu kisah kasih di sekolah.

Pemandangan di pantai barat selatan Aceh ini memang dikenal dengan laut yang indah. Aku menyesali selalu tertidur di perjalanan. Sehingga melewati pemandangan yang maha indah Tuhan ciptakan.

Aku menoleh ke kursi belakang. Semua penumpang tertidur pulas.

"Hanya aku dan sopir yang masih terjaga," pikirku.

Matahari sudah berada di atas ubun-ubun. Arloji menunjukkan jam 13:00 WIB. Sopir selalu berhenti di musala yang ada warung makan. Jadi, para penumpang bisa melaksanakan kewajiban salat dan menikmati makan siang.

Semua penumpang turun dari mobil untuk membersihkan diri, salat dan makan. Aku menghafal wajah-wajah penumpang yang hanya berjumlah tujuh orang denganku. 

Dua laki-laki muda terlihat mereka seperti mahasiswa sepertiku yang kembali ke kota Banda untuk kuliah. Dua lagi pasangan suami istri. Satu orang lagi yang duduk tepat di belakangku sepertinya sudah berumah tangga. Sempat aku mendengar dia berbicara lewat telepon, dia berbicara dengan anak istrinya.

Satu penumpang yang terlihat kalem dan cukup tampan. Kemeja yang dikenakan tersetrika rapi. Setengah lengan panjangnya dilipat. Bajunya juga di masukkan ke dalam. Rambutnya yang lurus tersisir rapi. Jam tangan hitam  juga menghiasi lengannya yang putih.

Tidak ada barang bawaan, dia hanya mencangklong sebuah minibag di bahunya. Aku sempat mengira dia sales, atau pegawai kantoran, atau pegawai di perusahaan. Selama di perjalanan dia hanya berdiam diri di dekat jendela. Saat semuanya tertidur, aku sempat melihat dia juga terlelap di kursinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline