Lihat ke Halaman Asli

Deva Dyah Renata

Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember

Menilik Beragam Potensi Desa Sukowiryo Jember Bersama Kelompok KKN Kolaboratif 219

Diperbarui: 23 Juli 2023   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Desa Sukowiryo, sebuah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember. Dengan jumlah penduduk sebanyak 4887 jiwa, desa ini memiliki 8 dusun yang didiami dan menopang berbagai sector hidup masyarakat. Kedelapan dusun itu diantaranya dusun Krajan I, Krajan II, Rejeb I, Rejeb II, Sudung Barat I, Sudung Barat II, Sudung Timur I, dan Sudung Timur II. Secara geografis, desa ini dianugerahi oleh lahan pertanian dan perkebunan yang luas sehingga menjadikan sector pertanian dan perkebunan sebagai sector utama mata pencaharian masyarakat. Sebagian besar penduduk desa Sukowiryo menggantungkan hidupnya dengan bermata pencaharian mengolah lahan pertanian baik diolah langsung oleh pemilik tanah maupun buruh tani. Hasil utama pertanian di desa Sukowiryo adalah padi, jagung dan tembakau. 

            Dengan berbekal sedikit informasi singkat yang didapat terkait desa Sukowiryo sebagai lokasi KKN Kelompok 219 melalui internet, pada Senin 17 Juli 2023 kelompok KKN 219 resmi diterjunkan. Penerjunan peserta KKN serentak dilakukan pada Senin, 17 Juli 2023 di Alun-Alun Jember. Program KKN kolaboratif Jember tahun ini sudah berjalan sebagai gelombang kedua sejak program KKN kolaboratif diterapkan oleh pemerintah daerah.  Dengan mengusung tema “Pemaksimalan Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan SDGs Desa di Kabupaten Jember” KKN kolaboratif ini diterjunkan serentak di berbagai desa di wilayah Kabupaten Jember.

Melalui survey mendalam yang dilakukan oleh kelompok KKN kolaboratif 219, Desa Sukowiryo rupanya memiliki potensi pengembangan UMKM yang cukup besar. Tak hanya unggul di bidang pertanian, masyarakat desa juga sudah mulai melebarkan sayapnya di bidang kewirausahaan untuk mendorong perekonomian masyarakat desa. Potensi UMKM ini dapat ditemukan setelah dilakukan penelusuran kepada berbagai perangkat desa. Di Dusun Rejeb I sendiri, terdapat dua lokasi produksi sangkar burung yang dikelola pribadi. Terdapat berbagai variasi ukuran serta bentuk estetika dari sangkar burung yang diproduksi. Kisaran harga yang dipatok untuk satuan sangkar polos berkisar antara Rp. 25.000 – Rp. 30.000. Untuk pesanan khusus dijual dengan harga yang lebih tinggi dimulai dari Rp. 100.000 an tergantung ukuran dan tingkat kesulitan pembuatan. Dalam seminggu, usaha ini bisa mengirim 20 buah sangkar ke beberapa mitra dagang yang sudah ada. Pemasarannya dilakukan dengan memasok langsung kepada pengepul, pengecer, permintaan toko, atau berdasarkan pesanan langsung.

Tak hanya sangkar burung, usaha lain yang dikembangkan di dusun ini juga terdapat pembuatan Madumongso. Madumongso ini adalah sejenis makanan manis yang terbuat dari tape ketan dan juga cukup digemari oleh masyarakat. Madumongso sendiri memang sudah menjadi bagian dari masyarakat, yang sering dijumpai sebagai hidangan yang disajikan diberbagai kesempatan acara dalam masyarakat seperti acara pernikahan dan sajian acara penting lainnya. Dengan demikian pasar bagi hidangan Madumongso ini juga cukup memiliki pasar yang menjanjikan.

            Potensi UMKM lainnya juga dapat ditemukan dalam kegiatan produksi kerajinan batu sungai yang terdapat di Desa Sukowiryo tepatnya di dusun Krajan II. Produk utama yang dihasilkan pengrajin batu sungai berbentuk furniture meja dan kursi, serta bentuk lain seperti cobek dan ulekan. Waktu pembuatan untuk meja dan kursi pesanan mencapai 2-3 hari, karena pengerjaanya masih manual, sedangkan untuk cobek dan ulekan seminggu dapat dihasilkan sebanyak kurang lebih 20 buah. Hasil produksi dari pengrajin batu sungai ini sudah dipasarkan baik secara domestic kepada pesanan yang diterima hingga ke luar negeri termasuk ke Jepang melalui mitra pengrajin. Selain itu, terdapat juga usaha pengrajin tas juga di desa ini. Tas yang dibuat berbahan dasar kulit sintetis dan sudah dipasarkan ke beberapa pasar di Kabupaten Jember

            Melihat potensi yang dimiliki oleh Desa Sukowiryo, pengembangan sector UMKM sangat strategis dan diperlukan. Hal ini sesuai dengan tema KKN Kolaboratif “Pemaksimalan Peran Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan SDGs Desa di Kabupaten Jember” yang diusung oleh pemerintah daerah Kabupaten Jember 2023. Dengan mendukung pengembangan UMKM ini diharapkan perekonomian desa juga dapat meningkat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline