Lihat ke Halaman Asli

Bimbingan dan Konseling Sekolah

Diperbarui: 20 Februari 2022   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

                 Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan pemerintah, melainkan terdapat  hal yang sangat penting dan menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk usaha untuk membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan bimbingan dan konseling juga dapat memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal,sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Serta dapat membantu dalam mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Sehingga dari sini dapat kita pahami bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peran yang sangat penting. Oleh karena itu, disini penulis akan sedikit mensosialisasikan tentang bimbingan dan konseling, dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan dan konseling.

Pengertian Bimbingan dan Konseling

                Bimbingan konseling dapat diartikan sebagai seperangkat program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan seharihari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.[1] Menurut Prayitno (2004), bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku. 

 

                Program bimbingan di sekolah pada dasarnya memberikan bantuan kepada anak didik untuk berfikir mengenai pemilihanpemilihan dan penyesuaian yang penting dan yang akan dihadapi dalam tahap hidup dimana seseorang dapat membuat persiapan secukupnya. Bimbingan merupakan bantuan yang intergral dari pendidikan karena pendidikan merupakan sebuah proses dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing individu untuk dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dan pendidikan juga merupakan 'the up bulding of a word in feeling or consciousness' yaitu pembangunan suatu dunia perasaan dan kesadaran.[2]

                Sedangkan konseling adalah upaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.[3]

 

Fungsi Bimbingan dan Konseling

                Uman Suherman yang dikutip oleh Sudrajat (2008) mengemukakan terdapat sepuluh fungsi bimbingan dan konseling, diantaranya:

  1. Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
  2. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.
  3. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsifungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
  4. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
  5. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
  6. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
  7. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif;
  8. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
  9. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli;
  10. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri.

 

                Sedangkan fungsi layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan pendidikan pada umumnya sebagai berikut :

  • Pemahaman diri dan lingkungan
  • Fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan
  • Penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan
  • Penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir
  • Pencegahan timbulnya masalah
  • Perbaikan dan penyembuhan
  • Pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri Konseli
  • Pengembangan potensi optimal
  • Advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif dan
  • Membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat, kemampuan, kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli.[4]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline