Lihat ke Halaman Asli

Detha Arya Tifada

TERVERIFIKASI

Content Writer

Bela-belain Staycation di Cordela Hotel Senen, demi Menelusuri Sejarah MH Thamrin

Diperbarui: 31 Maret 2020   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

museum MH Thamrin Salemba/ dethazyo

"Kenapa Soekarno memberikan nama jalan di sentral Jakarta dengan nama Pahlawan Nasional Mohammad Husni Thamrin? Intinya pasti ada sesuatu."

Begitu ucap Sejarawan JJ Rizal di depan Patung Thamrin yang menjadi penanda jalan MH Thamrin di Jakarta Pusat. Hal itu diucapnya kala sedang memimpin wisata sejarah dengan gowes bareng dalam rangka menelusuri pahlawan dari tana Betawi, MH. Thamrin, 16 Februari.

Melalui acara tersebut, peserta yang tak tahu kiprah Pahlawan Nasional MH Thamrin jadi terbuka pikirannya dengan sosok blasteran Belanda-Betawi yang lahir di Jakarta, 16 Februari 1894 ini.

Diketahui, Thamrin adalah seorang priayi Betawi. Dia anak dari Tabri Thamrin, seorang wedana. Kakeknya bernama Ort, seorang warga Inggris yang punya hotel di Petojo. Ort menikah dengan perempuan Betawi bernama Noeraini.

Semasa hidup, Thamrin peka dengan keadaan sekitarnya. Ketidakadilan yang diperlihat pemerintah kolonial Belanda kepada masyarakat pribumi di Batavia, membuatnya pasang badan dan membela mereka.

Bahkan, Thamrin turut membela mereka mulai dari soal urusan remeh terkait harga minyak tanah, penyiraman jalanan, harga kacang ijo, hingga masalah besar seperti memperbaiki kampung-kampung, masalah banjir, hingga harga air.

Atas perjuangannya, Presiden Pertama Indonesia Soekarno, lalu menjadikan teman dekatnya Thamrin sebagai nama jalan. Bagaimana tidak, hubungan persabatan antara Soekarno dan Thamrin saat itu sangat dekat. Atau bisa dibilang keduanya sebagai teman berjuang, cerita, dan diskusi perkara politik hingga wanita.

Selebihnya, kisah Thamrin pun dapat ditelusuri kala mendatangi tempat tinggalnya di jalan Wedana, tempat kongkow di Gedung Harmoni, kuburannya di TPU Karet Bivak, pintu air Manggarai, patung Thamrin, hingga museumnya di Salemba.

Perjalanan yang menginspirasi

peserta mendengarkan penuturan Sejarawan JJ RIzal/ dethazyo

Sehari sebelum acara Gowes berlangsung, diri pribadi yang bertempat tinggal di Karang Tengah, Tangerang (Banten), sudah memiliki rencana sehari sebelumnya untuk melakukan staycation dahulu di salah satu hotel dibilangan Senen (Jakarta Pusat) bernama Cordela Hotel Senen.

Bukan tanpa alasan, satu sisi saya sungguh ingin merasakan pengalaman menginap yang nyaman (bakalan dijelaskan nanti diakhir). Sisi lainnya, beralasan supaya dekat dengan titik temu acara, sembari menghemat tenaga gowes.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline