Lihat ke Halaman Asli

Detha Arya Tifada

TERVERIFIKASI

Content Writer

Kejar Status Wisata Kelas Dunia, Pemerintah Aceh Lakukan Hal ini

Diperbarui: 23 Desember 2019   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Raya Baiturrahman, Salah satu destinasi unggulan Aceh/ disbudpar Aceh

Jikalau Bali membutuhkan waktu 50 tahun untuk dapat dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia. Kemudian, belakangan ada Banyuwangi (sebuah daerah dekat Pulau Bali) yang hanya membutuhkan 9 tahun bergerak dan berinovasi supaya daerahnya bisa (layak) menjadi wisata kelas dunia.

Lalu, kiranya berapakah waktu yang dibutuhkan oleh pemerintah provinsi lainnya (seperti Aceh) untuk berbenah, untuk mengenalkan, serta untuk mempromosikan daerahnya menjadi destinasi wisata kelas dunia? Kiranya bisa membutuhkan diskusi lebih lanjut.

Meski begitu, prihal potensi daerah-daerah yang ada di bumi nusantara, jelas tak perlu ditanyakan lagi. Itu semua karena hampir setiap daerah yang ada, paling tidak (selalu) memiliki Kekayaan alam, kekayaan atraksi wisata, kekayaan sejarah, serta kekayaan budaya yang berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya.

Termasuk Aceh (Provinsi paling barat di Nusantara). Karena selain kekayaan pariwisata, Aceh juga memiliki beragam seni budaya yang unik (seperti tarian, adat istiadat, sastra, seni lukis, maupun kegiatan spiritual  yang menarik). 

wisatawan berpose di Museum Negeri Aceh/ disbudpar Aceh

Menariknya, semua keindahan itu sangat mudah untuk dinikmati karena akses menuju tempat-tempat wisata di Aceh (kini) sangat-lah mudah. Bahkan, Semua lokasi tujuan wisata (yang ada di Aceh) dapat dikunjungi melalui jalur darat, laut, dan udara. Sampai-sampai penerbangan internasional ke Aceh telah tersedia (seperti dari Penang, Kuala lumpur, dan juga Jeddah).

Diatas kertas, begitulah keadaannya. Namun perkara fakta dilapangan, Aceh belum begitu demikian bersuara, sehingga membuat Provinsi yang berjuluk "Negeri Serambi Mekkah" tak masuk dalam daftar 5 wisata unggulan di Indonesia.

pacuan kuda tradisional Aceh/ disbudpar Aceh

Itulah mengapa saat ini Aceh mulai berbenah. Bukti keseriusan Pemerintah Aceh mulai serius menggarap pariwisata sungguh terlihat jelas lewat kegiatan Forum Silaturahmi Aceh Meusapat II, di aula kantor Badan Penghubung Pemeritah Aceh, Jakarta Pusat (21/12).

Melalui Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT, ia mengungkap bahwa kini (Aceh) dari 15 program unggulan yang tengah dikembangkan. memilih pembangunan sektor pariwisata yang dipadukan dengan pengembangan usaha kreatif masyarakat sebagai salah-satu program unggulan.

plt Gubernur Aceh berpose bersama pembicara lain dalam acara Forum Silatuhrahmi Aceh Meusapat/ dethazyo

Anggapan tersebut karena secara data dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh telah mengidentifikasi, setidaknya ada 797 objek wisata serta 774 situs dan cagar budaya yang tersebar di 23 Kabupaten/kota di seluruh Aceh.

Selain itu, "Terpilihnya Aceh sebagai 'World's Best Halal Cultural Destination' kian mendorong kami untuk lebih bersemangat membenahi berbagai fasilitas wisata itu. Dengan demikian, wisata Aceh mampu meraih Peringkat terbaik pada Global Muslim Travel Index (GMTI) 2020," tambah Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

lembaran informasi wisata aceh/ dethazyo

Oleh karenanya, demi mewujudkan cita-cita diatas, pemerintah aceh telah bersiap melakukan 3 gebrakan (langkah) besar:
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline