Lihat ke Halaman Asli

Detha Arya Tifada

TERVERIFIKASI

Content Writer

Istimewanya Malioboro dan Cerita di Balik Jalan Daendels

Diperbarui: 10 Oktober 2019   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan Malioboro & Daendels/ dethazyo

Kala mendengar nama jalan Malioboro saja dapat mendatangkan nostalgia yang mendalam akan sebuah daerah istimewa bernama Yogyakarta. 

Maka jelas, diri pun penasaran, apakah nama jalan ini mempunyai arti tersendiri bagi masyarakat Yogya, atau cuma mungkin karena ada kemiripan pelafalan antara Marlboro (merek dari brand rokok), dengan Malioboro yang kini telah ber-metamorfosis sebagai kawasan wisata belanja belaka.

Jawabannya, perkara ini perlu digali lebih dalam. Meski begitu, Bagi diri pribadi Malioboro selalu memiliki arti tersendiri, yaitu sebagai penanda kenangan, penanda masih diberi umur panjang, dan penanda kebahagiaan, yang mirip-mirip seperti yang diungkap Noah Webster (leksikograf), "Perasaan Menyenangkan yang berasal dari kenikmatan rasa senang."

Berdasarkan hal itu, maka (tak hanya sekali) diri berucap, bahwa di jalan Malioboro-lah salah satu tempat di belahan bumi nusantara yang mampu menjaga diri pribadi agar selalu bahagia (karena menyenangkan), sehingga muncul keinginan untuk berkunjung lagi dan lagi.

Namun, makin hari, pertanyaan akan sejarah Jalan Malioboro sudah mencapai puncak. Oleh karenanya, berawal dari rasa skeptis diataslah, kemudian diri berjodoh dengan Buku dari Sejarawan Inggris, Peter Carey, yang selain fokus meneliti tentang Perang Jawa, dan Pangeran Diponegoro, ternyata (pernah) juga mencari asal muasal dari nama Jalan Malioboro, yang terkenalnya (kadang) melebihi megahnya Keraton Yogyakarta.

Kalau tidak salah, judul bukunya ialah "Asal Usul Nama Yogyakarta & Malioboro." Bukunya itu di terbitkan oleh Komunitas Bambu (yang sekiranya menjadi pelopor dalam penerbitan buku sejarah). Setali dengan itu, anggapan diri yang mengganggap ada hubungan antara Malioboro dan Marlboro (sudah) tentu salah.

Betapa tidak, kebanyakkan orang malah berpikiran lain, yaitu mempercayai bahwa Jalan Malioboro, asal muasalnya diberi nama menurut gelar John Churchill, Duke of Marlborough pertama (1650 -- 1722). 

Sejumlah lainnya beropini bahwa penguasa Yogyakarta mengubah nama jalan utama ibukota mereka karena begitu terkesan oleh orang-orang inggris dan letnan Gubernurnya yang tersohor Thomas Stamford Raffles (1811 -- 1816).

Tetapi, bagi Peter Carey, pendapat diatas sudah sepenuhnya ditolak (karena tak masuk akal). Beliau mengungkap "bagaimana-pun juga, jalan raya ini telah dibagun dan digunakan untuk tujuan seremonial tertentu selama lima puluh tahun sebelum orang inggris mendirikan pemerintahan di jawa, dan besar kemungkinan jalan ini sejak awal telah dikenal sebagai jalan Malioboro = jalan berhiaskan untaian bunga. (Hlm 9)"

Buku asal usul nama yogyakarta & Malioboro/ dethazyo

Awal argumentasinya ialah dikarenakan dalam sebuah kota India, jalan-jalan utama (rajamrga) membentang dari timur ke barat dan dari Utara ke Selatan. Malioboro (maliabara) membentang dari Selatan ke Utara dan kemungkinan memang hanya merupakan rajamrga atau jalan kerajaan.

Hal itu dikuatkan dengan argumentasi beliau: "Menurut tradisi India, Jalan-jalan kerajaan ini, terutama pada hari perayaan, dihiasi antara lain dengan "Malya" atau untaian (bunga). Dalam bahasa sanskerta "dihiasi dengan untaian bunga adalah "Malyabhara" atau "malyabhra." Dan inilah asal usul nama Malioboro. (hlm 14)"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline