Lihat ke Halaman Asli

Detha Arya Tifada

TERVERIFIKASI

Content Writer

Gaharnya Martabak Gahar

Diperbarui: 5 September 2016   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampak depan booth martabak gahar/ dethazyo

Trend martabak kekinian yang menawarkan ragam inovasi telah menarik perhatian pasar anak muda satu tahun belakangan. Munculnya booth-booth martabak dengan nama yang unik serta diikuti dengan keunikan lainnya, membuat godaan dari para penjual martabak Bangka dengan gerobak sederhana dipinggir jalan, tak lagi menarik perhatian.

Hal tersebut tak pelak menyisahkan masalah, untuk menikmati se-porsi martabak dengan ragam topping pilihan membuat harga yang dipatok, tak jarang menyentuh angka ratusan ribu. Meski sebuah inovasi sudah selayaknya dibayar mahal, tapi faktor mahalnya harga membuat kebanyakkan orang berpikir kembali untuk membeli, kalau tak ada acara besar, semisal perayaan ulang tahun, kelulusan, atau rapat mingguan.

Menjawab hal itu, Martabak Gahar akhirnya muncul, tak hanya mengedepankan inovasi rasa tetapi turut diikuti dengan harga yang relatif terjangkau. Satu porsi martabak, baik telur ataupun manis hanya berkisar 25 – 75 ribu saja. Varian rasa juga beragam mulai dari martabak telur (Rendang Minang, Seafood, & Daging) serta martabak manis (Keju Coklat Susu, Beng2, Pisang Coklat Keju, Ovomaltine, Thailand Style, dan lainnya).

Rendang Minang/ martabak gahar

Seafood baby/ martabak gahar

This is thailand, bray/ martabak gahar

Martabak beng2/ martabak gahar

Lokasinya pun stategis, berada tak jauh dari salah satu kampus swasta, Universitas Nasional di jalan Salihara, Jakarta Selatan. Kalaupun mager (malas gerak) ataupun akses terlalu jauh menuju lokasi, seperti kata pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim ‘Go-Jek-in Aja,’ Right?

Tak lengkap jika hanya berbicara, maka jelas opsi yang ada ialah mencoba sensasi kenikmatan dari martabak. Pilihan akhirnya jatuh pada martabak telur (Rendang Minang) & Martabak Manis (Martabak Beng2) dengan balutan tepung kulit kering renyah.

Martabak Rendang pesanan saya/ dethazyo

pilihan kedua, martabak beng2/ dethazyo

Benar saja, rasanya begitu enak dan nikmat, sesuai dengan ekspektasi bahwa martabak yang enak bukan hanya terletak pada topping yang banyak dan membuat eneg ditengah jalan. Enak itu karena rasanya yang pas dengan kombinasi rasa mantap dari topping yang tak berlebihan.

Dengan 2 varian rasa yang terpesan, martabak tersebut menjadi teman setia dalam mengerjakan deadline tugas yang sedang menumpuk. Kerja tanpa ngemil? Hmm,rasanya ada yang kurang, apalagi mengemil saat kerja dapat dikatakan ritual yang sangat membantu produktivitas kerja, baik dalam hal menjaring ide-ide kreatif.

Kenapa Harus Gahar?

Bang Gahar/ martabak gahar

Sebelum saya menjatuhkan pilihan membeli Martabak Gahar, kata gahar lah yang menjadi daya tarik sehingga mampu menghipnotis langkah sepulang kerja langsung mengunjungi booth martabak. Gahar dalam masyarakat kekinian yang berarti ‘kasar, galak, keras, sangar’ sungguh meracuni pikiran karena sampai ada orang yang menamai bisnisnya dengan nama tersebut.

Beruntung pemilik dari Martabak Gahar, Agung Prabowo (24) berada dilokasi. Langsung saja pertanyaan tersebut dilontarkan. Ia menuturkan, bahwa peluang bisnis justru dari nama “Gahar” karena melihat realita booth-booth martabak sekarang yang menjajahkan dagangannya dengan harga yang mahal. Untuk itu, ia menjadi termotivasi untuk menciptakan hal yang berbeda.

‘Kita mau jadiin si gahar ini sebagai martabak yang galak secara rasa, tapi enggak mahal’ ungkap Agung sembari tersenyum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline