Lihat ke Halaman Asli

Detha Arya Tifada

TERVERIFIKASI

Content Writer

Bermalam di Meratus Resort (Datsun Riser Expedition)

Diperbarui: 25 Januari 2016   02:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mountain Meratus Resort/ dok. pribadi"][/caption]

Tak hanya pantai yang mampu memberi daya magis berupa ketenangan. Nyanyian angin menyapu ombak, birunya lautan nampak dari kejauhan, serta pasir putih yang menyilaukan mata. Hal serupa dengan sedikit berbeda bisa didapat kan, ketika kita melangkahkan kaki ke Mountain Meratus Resort yang berada di desa Loklahung, Kecamatan Loksado, Kalimantan Selatan.

Nyanyian burung-burung yang berpadu dengan ayunan daun-daunan tersapu angin, jernihnya aliran sungai, ditambah aroma kebersamaan diiringi derasnya aliran sungai Amandit yang terangkai ketika malam menjelang. Baik lautan maupun sungai, sama saja, ketika lokasi dan tempat mampu berbicara banyak akan keindahan yang dibalut ketenangan.

Pada hari kedua (20/1) penjelajahan Datsun Risers Expedition, seharian penuh dihabiskan dengan ragam agenda, mulai dari menghibur anak-anak di SDN Loklahung hingga berakhir dengan menantang nyali beradu adrenaline di sungai Amandit dengan menggunakan rakit yang terbuat dari bambu. Lelah? Jelas terasa, apalagi ditengah acara, hujan sempat menyapu semangat sehingga membuat diri pribadi merasa membutuhkan tempat untuk mengistirahatkan jiwa & raga sejenak dari padatnya aktivitas.

Beruntung, pemilihan lokasi penginapan (Meratus Resort) yang tak telalu jauh dari tempat kami melakukan aktivitas tadi cukup nyaman untuk beristirahat. Sambutan kecil berupa segelas kopi hangat dengan beberapa lembar roti tawar tak cukup merangkai pandangan pertama akan tempat ini. Butuh ekplorasi lebih mendalam lagi, demi mencerna tiap detail ataupun setiap keunikkan yang mampu ditawarkan oleh resort yang berada di pegunungan Meratus ini.

[caption caption="Tampak depan Resort"]

[/caption]

Sambil menikmati keindahan hutan alami disekeliling resort, barisan penginapan yang seluruh arsitekturnya menggunakan kayu sebagai bahan utama, membuat kita paham akan konsep yang tawarkan. Rasanya nilai-nilai tradisional suku dayak dalam memanfaatkan alam tertuang. Bayangkan mulai dari tampilan luar hingga dalam penginapan, kayu selalu digunakan, hingga ragam furniture pun hampir tak satupun terlihat bahan lainnya selain kayu.

Empuknya kasur, membuat tubuh bisa beristirahat sejenak, namun sayang, jika sisa waktu yang ada di Meratus hanya dihabiskan dengan dalam diam, ingat, diam takkan membawa mu kemana-mana. Maka opsi bijak jatuh kepada keluar dari ruangan dan sejenak becengkrama dengan lainnya.

[caption caption="kamar mandi yang keren/ dethazyo"]

[/caption]

Resort yang dibangun pada pertengahan 2013 lalu, benar-benar berada ditengah hutan, nyaris tak terdengar suara kendaraan hilir mudik di area tersebut. Hanya suara-suara obrolan yang ditemani secangkir kopi sebagai pelumas yang mampu terekam, ditambah petikan senar gitar yang membentuk nyanyian menjadi musik latar ketika hari mulai menjelang malam.

[caption caption="Riverside view/ dethazyo"]

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline