[caption id="attachment_124228" align="aligncenter" width="640" caption="GSM Crew di tengah-tengah Prasasti peresmian "][/caption]
Indonesia sebagai negera kepulauan saat ini harus berbenah. melihat realita yang berkembang bahwa Pulau-pulau kecil yang ada di Indonesia satu demi satu telah tenggelam akibat dampak dari perubahan iklim. Salah satunya telah terjadi di Pulau Tidung, Kep. Seribu Selatan. Pulau yang memiliki luas wilayah 50,13 Ha, memiliki gugusan Pulau-pulau yang berjumlah 6 pulau. Namun ironinya, 1 dari 6 pulau yang ada di kelurahan pulau tidung tenggelam akibat tidak ada perhatian dari individu-individu yang mendiami pulau tersebut.
Jika kita berpikir bahwa masyarakat setempat harus disalahkan, tentu hal tersebut adalah sesuatu yang tidak elok. Kita sebagai gerenasi muda seharus dapat membuat perubahan agar gugusan 5 Pulau yang tersisa tidak memiliki nasib yang sama seperti gugusan pulau yang telah tenggelam sebelumnya. Cara sederhana seperti menanam mangrove pun seharusnya menjadi langkah terdepan untuk mencegah hal tersebut. namun fakta berkata lain.
“fakta dilapangan, tanaman mangrove di Tidung sudah sangat memprihatinkan. Kalau dibiarkan begitu saja, maka Pulau Tidung hanya tinggal nama” ujar Mardian S.H, Manager Advokasi dan Program Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta.
Tidak mudah memang mencoba merealisasikan ide-ide perubahan, namun dengan tekat yang kuat serta berpegang teguh pada kata “Imposiblle is nothing,” maka muncullah ide untuk melakukan suatu aksi nyata untuk lingkungan yaitu “Mangrove Planting Program.” Ide ini terrealisasi berkat kerjasama Green Student Movement (GSM) Jakarta dan PT. Hitachi Construction Machinery Indonesia (HCMI) di Pulau Tidung. (20/07/2011)
Tidak tanggung-tanggung 11.000 mangrove siap ditanam. Bahkan sang Presiden Direktur dari PT. Hitachi, Bapak Tadashi Motoi. Menyempatkan diri untuk datang langsung dari Jepang untuk dapat mengaksikan serta ikut serta dalam menanam mangrove. Sangking takjubnya, beliau berkata “ saya menjadi lupa dengan kata-kata sambutan yang ingin saya ucapkan. Hal itu dikarenakan saya merasa istimewa berada disini. Keindahan pulau tidung serta masyarakat yang ramah membuat saya ingin mengucapkan terima kasih tanpa henti kepada pihak yang berparsipasi pada mangrove planting program ini.”
[caption id="attachment_120540" align="aligncenter" width="625" caption="Presiden Direktur PT. HCMI bersalaman dengan Koordinator GSM"]
[/caption]
Membedah berbagai Permasalahan di Tidung
Berdasarkan survey yang dilakukan para GSM Crew sebelum peresmian program. jumlah mangrove yang ada terlihat tidak banyak. Hal ini dikarenakan berbagai macam faktor. Menurut Sherly Anvita, Mahasiswa sekaligus GSM Crew mengatakan, masyarakat sekitar memiliki keperdulian yang kurang. Meskipun jumlah mangrove yang di tanam mencapai angka fantastis sekalipun untuk ditanam, tidak akan berarti apa-apa jika hanya ditanam setelah itu dibiarkan begitu saja. Bisa dibilang hanya seremonial belaka.
“wisatawan yang berlibur harusnya memiliki andil besar dalam melestarikan mangrove bukan malah merusaknya dengan membuat sampah sembarangan yang mengganggu aksistensi mangrove. Come on, let’s make a change with your hand” tambah Sherly dengan penuh semangat.
Kunci Kesuksesan adalah kerjasama
Tentu kita tidak ingin jika pulau yang indah ini hanya tinggal nama. Dengan tekat yang kuat niscaya hal tersebut bisa teratasi. Para GSM Crew mencoba merangkul semua pihak yang ada di Tidung, mulai dari instansi pemerintah, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, beserta pemuka agama untuk bekerjasama dalam mensukseskan Mangrove Planting Program.
“Melalui Program ini, kedepannya akan mampu memberikan dampat positif mengingat fungsi mangrove yang mampu menahan abrasi air laut. Tidak bisa dipungkiri bahwa dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk menumbuhkembangkan mangrove. Namun, dengan adanya perawatan, kerjasama dan saling mendukung dari berbagai pihak, tidak akan mustahil jika mangrove bisa tumbuh dengan baik kedepannya” tutur Isti Subandini, Divisi Acara, GSM Jakarta.
Terlepas dari hiruk pikuk aktivitas bekerja, sekolah dan seluruh keasyikan duniawi. Luangkan lah waktu beberapa detik, menit, jam, hari, bulan hingga tahun untuk sekedar peduli pada lingkungan. Let’s Move…
Sumber Foto: Dok. Pribadi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H