Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang kini menjadi salah satu bandara terkemuka. PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai penyelenggara telah mengusung konsep floating serta tidak merusak lingkungan, yang dimana pembangunan terminal Bandara berada diatas rawa.
Konsep yang baru dan pertama di Indonesia, kini telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Juni 2018.
PT. Waskita Karya TBK selaku kontraktor berhasil menjalankan proyek pembangunan Bandara kurang dari kurun waktu yang ditentukan. Proyek pembangunan seluas 58.652 meter persegi ini, menurut Didit Oemar Prihadi sebagai Direktur Operasional telah menghabiskan dana kurang lebih 1 triliun.
Pada tahun 2018 pengembangan kapasitas Bandara Internasional di Jawa Tengah ini, membuat peningkatan perekonomian perusaahan besi dan baja meningkat. Serta berhasil untuk mensupply pembangunan tersebut.
Sebagai penganti material slab deck, Pembangunan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang menggunakan wiremesh. PT. Pratama Prima Bajatama mensupport bermacam ukuran wiremesh dengan toleransi besi 0,2 mm. Pembangunan Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang telah menggunakan Wiremesh ukuran 6 dan ukuran 8.
Sebagai steel fabricator sejak 1990 yang berada di Jl. Pangkalan III, RT.005/RW.001, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bks, Jawa Barat 17152, Indonesia. PT. Pratama Prima Bajatama merupakan perusahaan yang memproduksi jaring baja las seperti Wiremesh, kolom praktis, kawat duri, paku, pagar BRC, tiang BRC, pintu BRC.
Hasil produksi PT. Pratama Prima Bajatama didukung dengan teknologi yang canggih dari Eropa serta sumber daya manusia yang handal. Maka tak heran Pratama selalu memproduksi sejumlah barang lebih dari 3000 lembar/hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H