Apa yang kamu pikirkan saat mendengar nama 'Sitti Nurbaya'? Perempuan malang yang dipaksa menikah oleh orang tuanya, bukan? Tidak heran, selama ini image perjodohan memang selalu melekat dengan nama tersebut.
Akan tetapi, tahukah kamu bahwa dalam kisah aslinya, yakni dalam novel Sitti Nurbaya karya Marah Rusli, tokoh tersebut sebenarnya tidak pernah dijodohkan dan dipaksa menikah oleh orang tuanya?
Berikut penjelasan tentang cerita dibalik pernikahan Nurbaya dengan Datuk Meringgih berdasarkan novel.
Sosok Datuk Meringgih
Dalam bab 6 novel Sitti Nurbaya yang berjudul Datuk Meringgih, dikisahkan tokoh ini adalah sosok pria tua yang buruk rupa dan sifatnya.
Merasa iri dengan kesuksesan usaha Baginda Sulaiman (ayah Nurbaya) yang semakin hari semakin maju, pria tua ini berniat untuk menjatuhkan usaha tersebut dan membuat Baginda Sulaiman miskin.
Konflik
Dalam surat yang ditulis oleh Sitti Nurbaya kepada Samsulbahri di bab ke-8, rencana jahat Datuk Meringgih mulai dilancarkan, dia menyuruh anak buahnya untuk membakar toko dan mematikan pohon kelapa di kebun milik Baginda Sulaiman.
Setelah kehabisan harta, Baginda Sulaiman rupanya meminjam uang sebesar sepuluh ribu kepada Datuk Meringgih. Namun, selama tiga bulan kemudian usaha Baginda Sulaiman juga mengalami keterpurukan yang menyebabkan dia tidak bisa membayar hutang beserta bunga-bunganya.
Sebab itulah Datuk Meringgih memberikan sebuah ancaman untuk Baginda Sulaiman, jika dia tidak bisa membayar hutang-hutangnya, maka seluruh harta bendanya akan disita dan Baginda Sulaiman dimasukkan ke dalam penjara.