Lihat ke Halaman Asli

Desy Marianda Arwinda

flight through writes

Paragraf Kedua, Alinea Pertama

Diperbarui: 11 Oktober 2024   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di deretan kontak ponselmu, manakah yang paling ingin kauajak berbicara?

Deretan terbawah, abjad terakhir, apakah analogi masa lalu untukmu?

Kaumembentang jarak atau kaumelipat jarak, sungguh kontradiksi yang sulit kutebak.

Di antara empat jalur menuju rumahku, aku selalu memilih jalur terjauh, agar lama aku menerka-nerka kemungkinan tentangmu, kemungkinan kedatangan-kepergianmu; aku selalu berada di antaranya,

Di antara bentangan zona waktu, di  antara komunikasi yang terputus dan jenuh.

"Aku tidak akan kembali ke masa lalu" pungkasmu dingin di balik telepon.

Aku pun membeku, mencari cara mencairkan jawaban di kepalaku tentang,

"Untuk apa kaumenyampaikan itu di telingaku?" kaumenyumbat aliran darah menuju jantungku; perkataanmu serupa belati cantik tetapi mematikan.

"Apakah aku masa lalu bagimu? Masa kini? Kaumengatakan itu padaku sebagai bagian masa lalumu? Atau hanya ujaran karena kaujenuh lebih dulu untuk memulai paragraf kedua?"

Alamat rumahku masih di sekitar bandara, aku takkan pindah ke tengah kota, & aku

Takkan letih mendengar-menghitung deru pesawat di atap rumahku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline