Pasar Pesing Koneng, Kedoya Utara, Kebun Jeruk, Jakarta Barat berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Pasar Pesing Koneng ini terletak dipinggir bantaran kali Sekretaris. Pasar Pesing Koneng tempo dulu merupakan pasar tradisional yang 24 jam buka. Pada pukul 01. 00 WIB malam para pedagang sayur-sayur, daging, ikan, sembako sudah memulai aktifitasnya dari menurunkan dagangan hingga hingga siang hari, beberapa pedagang ada pula yang menggelar dagangan hingga malam. Sedangkan sore hari sekitar pukul 15.00 WIB pedagang pakaian mulai menggelar dagangannya hingga tengah malam.
Harga pasar di pasar Pesing Koneng ini tergolong murah sehingga pasar ini tidak pernah sepi dari para pembeli. Pendapatan pedagang rata-rata perharinya sekitar 100ribu lebih. Sayur-sayuran, daging, ikan yang dijual di pasar pun juga tampak segar-segar. Setiap hari para pedagang membayar uang keamanan dan kebersihan sebesar Rp. 6000, 00 perhari. Pada bulan Ramadhan keramaian pasarpun meningkat.
Kondisi pasar Pesing Koneng dimalam hari pun ramai dan kemacetanpun tampak dimalam hari. Pada malam hari pasar ini dipadati penjual pakaian, jam, sepatu, tas. Penghasilan yang di dapat oleh pedagang lumayan banyak. Dari hasil wawancara seorang penjual pakaian setiap hari penghasilan yang diperoleh sekitar Rp. 500.000,00 bisa lebih. Para pedagang di jam malam ini setiap malamnya dipungut uang keamanan sebesar Rp 5000,00 hingga Rp 10.000, 00
Letak pasar yang berada diperlintasan rel kereta api cummeterline ini sedikit mengkhawatirkan. Bahaya bisa mengampiri para pedagang dan pembeli apabila kita lalai dan tidak berhati-hati. Tidak hanya para pedagang dan pembeli saja para pengguna jalanpun juga harus berhati-hati dan selalu menjaga keselamatan karena kemacetan diperlintasan ini pun kerap terjadi dan hampir setiap menit kereta melintasi rel.
Di pasar ini area parkir sudah disediakan, tetapi kesadaran masyarakat masih kurang. Masih tampak motor-motor yang parkir disembarangan tempat. Petugas keamanan harus lebih menertibkan parkir-parkir disembarang ini agar pasar ini tetap ada.
Namun, seiring berjalannya waktu pasar 24 jam yang terletak dipinggir jalan dan dekat perlintasan rel kereta api cummeterline ini mendapat sorotan dari pemerintah karena pasar 24 jam Pesing Koneng tergolong pasar yang semrawut dan hampir setiap hari terjadi kemacetan. Kemacetan terparah terjadi ketika kereta api melintas dijam pulang kerja dan berangkat kerja.
Pemerintah daerah setempat melakukan beberapa tindakan penataan pasar Pesing Koneng mulai dari menghimbau kepada para pedagang untuk bisa tertib, memberi surat peringatan untuk mau direlokasi. Penataan pasar Pesing Konengpun belum maksimal. Dari hasil wawancara pedagang yang berjualan, para pedagang tidak ingin direlokasikan tetapi apabila nantinya direlokasi para pedagang menginginkan tidak jauh dari area pasar Pesing Koneng, mendapat modal dan biaya kios tidak begitu mahal. Tetapi sejauh ini pemerintah daerah setempat tidak ada tindak lanjut sosialisasi relokasi. Para warga disekitar Pasar Pesing Koneng pun juga resah apabila pasar Pesing Koneng digusur atau direlokasi ke tempat yang jauh.
Adapun solusi lain agar pasar tidak tampak begitu semrawut dan tidak mengalami kemacetan yaitu dengan mengalihkan para pengendara motor dan mobil untuk tidak melintas area pasar di pagi dan di malam hari.
Saat ini pasar Pesing Koneng yang dahulunya 24 jam tidak lagi 24 jam, pemerintah daerah setempat membatasi waktu berjualan sehingga lebih tertib. Pedagang sayur-sayuran pukul 8.00 WIB harus sudah menggulung dagangan. Sedangkan pedagang pakaian boleh menggelar dagangannya mulai pukul 17.00 WIB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H