Bukan Kota Jogya kalau tak menyimpan asmara. Mungkin ini yang dirasakan Radit hingga akhirnya mulut dan hati tak lagi sanggup diajak kompromi. Konyol, tetiba saja kalimat mematikan itu menghantam Raras. Gadis imut yang dikenalnya sejak di bangku SD.
"Hahahah....mbok yah kalau ngelawak jangan garing. Waittt......ini apaan sih? Enggak perlu keles pegang-pegang tanganku, dan pasang muka kesengsem gitu. Wiss...wis...mukamu biasa wae toh Dit." Protes Raras yang entah kenapa jengah terhipnotis mata Radit.
Tapi kali ini Radit tidak menanggapi. Tangannya terus menggengam Raras.
"Kamu panik Ras?" Kembali Raras terdiam. Kecuali jantungnya yang terasa makin berdegub kencang. Sampai-sampai khawatir terdengar Radit..
"Aku nggak panik kok. Duhhh..... Dit, nggak enak nanti dilihat Dika. Dikiranya nanti kamu suka aku, atau dikiranya aku suka kamu Raditya Dewanto cah bagus." Raras mencoba menetralisir suasana. Meskipun wajahnya berlahan memerah muda, entah kenapa pula.
Ehhmmm....sore itu di tengah rintik hujan Warung Mbok Yum semakin ramai dengan sejumlah mahasiswa numpang neduh. Tetapi buat Raras, rasanya seperti terasing. Tersudut pandangan tajam Radit. Beruntung, suara gokil malaikat penyelamat Dika memecah suasana kekakuan yang tumben diantara mereka.
"Yuhuiii.....sudah lama nungguin gw? Lha...ngapain aja dari tadi? Kosong benar nih meja, bokek atau bagaimana? Wkwkwk....Dika memang ceplas ceplos. Idem, cowok satu inipun dikenalnya sejak bocah.
Yup, tepatnya mereka bertiga saling mengenal sejak di bangku SD. Kebetulan Raras murid pindahan di kelas 6, dan sekelas dengan Dika. Sedangkan Raditya beda kelas, tetapi sahabatan dengan Dika. Konon sih beberapa kali mereka berdua sekelas. Di kelas 6 saja apes terpecah. Heheh...begitu pengakuan keduanya saat kali pernah Raras dikenalkan Dika. Singkat cerita jadilah ketiganya bersahabat.
Nyambung banget, karena meski terbilang berwajah imut, tetapi Raras tergolong tomboy. Makanya akur sahabatan dengan gaya tengil Radit dan Dika. Berlanjut, bahkan hingga ke bangku kuliah. Meskipun ketiganya menempuh bidang yang berbeda.
Seperti biasanya juga, Raras pulang selalu dianter Dika. Bukan apa-apa, kebetulan saja rumah mereka searah. Tetapi kali ini Raras lebih diam. Sehingga Dika penasaran. Apalagi sejak di Warung Mbok Yum, Radit juga terlihat lebih banyak diam. Ehhhmmm...dicobanya menebak kenapa yah.