Lihat ke Halaman Asli

Desy Pangapuli

Be grateful and cheerful

Bercermin dari Komodo Kita Belajar Digitalisasi

Diperbarui: 23 Juli 2022   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dikktg.id

Ehhmmmm......maksudnya?   Begini, tidak terpikirkan sebelumnya ketika Johnny Plate Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) mengatakan komodo menjadi cermin ketangguhan adaptasi dan resiliensi yang bisa digunakan menghadapi digitalisasi.

"Itu bisa mengajari kita banyak hal tentang kekuatan, ketahanan, atau apa yang saya sebut sebagai kemampuan bertahan hidup adaptif.  Bagi saya, Labuan Bajo lebih dari sekadar tempat indah di Indonesia.  

Tempat ini bersama penduduknya, endemik Komodo yang menyerupai Naga dan banyak warisan budayanya," papar Menkominfo Johnny G. Plate dalam Gala Dinner Pertemuan Ketiga Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia, di Puncak Waringin, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (20/07) malam.  Dikutip dari: indonesiatech.id

Tentu yang dimaksudkan Johnny Plate bukanlah komodo mengajari kita digitalisasi.  Melainkan, bahwa selain keindahan Labuan Bajo ternyata, dari komodo yang berada di habitatnya di Pulau Komodo dan Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur (NTT) kita diajarkan arti ketangguhan adaptasi dan resiliensi.

Diakui oleh dunia, komodo merupakan makhluk purba yang hidup di sekitar bumi 3,9 juta tahun lalu dan masih bertahan hingga kini populasinya.  Serta hanya ada di Indonesia!  Luarbiasanya lagi, menurut mediaindonesia.com populasi komodo di Taman Nasional Komodo dalam keadaan stabil dan cenderung meningkat dalam periode 2018 sampai 2021.

Adapun, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah komodo pada 2018 kurang lebih 2.899 ekor, 2019 sebanyak 3.022 ekor, 2020 sebanyak 3.163 ekor dan pada 2021 sebanyak 3.303 ekor.  Dikutip dari: mediaindonesia.com

Wuihhh..... kebayang tidak oleh kita, bahwa makhluk prasejarah yang hidup 3,9 juta tahun lalu ternyata masih bertahan dan bahkan populasinya meningkat!  Inilah analogi yang ingin disampaikan oleh Johnny Plate, bahwa kita yang saat ini berada di era digital pun harus siap menghadapi perubahan beserta tantangannya dengan beradaptasi cepat, agar dapat bertahan hidup.  

Setuju tentunya, bukan peradaban yang menyesuaikan dengan kita, melainkan kitalah yang harus mengikuti perubahan peradaban.

Teknologi, dalam hal ini era digital adalah bagian dari perubahan peradaban.  Sulit rasanya ketika dunia bergerak maju, tetapi kita bertahan dengan cara berpikir konvensional.  

Dijamin, tidak hanya tertinggal ribuan langkah, melainkan kita akan berakhir!  Terlebih era digital membawa kita pada kehidupan serba cepat.  Dimana arus informasi tak terbendung tanpa batas ruang dan waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline