Lihat ke Halaman Asli

Desy Pangapuli

Be grateful and cheerful

Pencuri Mimpi

Diperbarui: 29 September 2021   02:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: www.liputan6.com

Memandang gedung menjulang tinggi
Berhias mereka kaum berdasi
Merebak harum parfum wangi
Mereka kini pemilik mimpi
Pemilik pundi harta duniawi

Berdiri beton acuh
Saat rumah petak merintih pedih
Tentang bocah telanjang kaki
Gunjingan tanya periuk nasi
Haruskah puasa bertambah sehari

Letih tulang didera hari
Terbakar kulit lelaki kami disengat matahari
Menusuk tajam aroma badan bercampur polusi
Sesak nafas dihimpit ekonomi
Abaikan keringat bercucur tak ada arti

Tak lagi tanah milik kami
Tak lagi ramah matahari menyapa kini
Tak lagi aroma bunga segarkan hari
Tak lagi cengkrama burung bernyanyi
Aaah.... tak lagi kami patut bermimpi

Terhimpit kini, diantara beton dan lapar melilit

Jakarta, 29 September 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline