Fenomena menarik, atau bisa juga dikatakan sebuah kemajuan di masa pandemi ini. Dimana mendadak masyarakat dituntut serba digital dalam segala aspek. Termasuk urusan bank yang dulunya hanya ke kantornya saja atau ke ATM. Tetapi kini, kita semakin dipermudah, sebab ATM berada di genggaman, atau lebih tepatnya bank menjadi begitu dekat dengan kita.
Faktanya sekarang ini, pandemi dan protokol kesehatan membuat kita harus meminimse bertemu dengan orang. Sedapat mungkin aktivitas dilakukan secara virtual, dan disini m-banking menjadi jawaban transaksi perbankan.
"Maaf, ditransfer atau lewat m-banking bisa khan bu? Saya ngeri sedap menerima pembayaran uang," begitu kata pemilik rumah ketika bulan lalu aku dan suami membawa anak-anak menikmati mie Siantar.
"Wuihhh...keren juga bapak ini," kataku dalam hati. Padahal (maaf) dilihat dari fisik bangunannya sederhana sekali. Tetapi ternyata di masa pandemi, membuatnya melakukan revolusi pembayaran. Transaksi tidak harus dengan uang kartal alias uang kertas dan logam, tetapi juga bisa dengan menggunakan m-banking.
Jika ini terjadi di tokopedia, shoppee atau yang sejenisnya mungkin biasa. Sebab memang belanja online menjadi pilihan bijak dimasa pandemi. Tetapi, ternyata pemikiran seperti ini juga ada pada para pelaku usaha sederhana. Bahkan tukang ayam kuning di pasar pagi tadipun menawarkan hal yang sama. "Bu, ada m-banking nggak? Kalau nggak keberatan, pakai m-banking sajalah. Hehehh...ngeri sedap situasi sekarang ini bu," kata si engkoh sambil memasukkan 10 potong ayam kuning belanjaanku ke plastik.
Apa sih yang dimaksud dengan m-banking?
Pengertian m-banking sendiri adalah layanan yang memungkinkan nasabah bank melakukan transaksi perbankan melalui ponsel atau smartphone. M-banking atau mobile banking dapat digunakan dengan menggunakan menu yang sudah tersedia melalui aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal oleh nasabah bank.
Aku memiliki m-banking terbilang cukup lama. Awalnya dikarenakan suami yang bekerja di site, dan terkadang butuh uang kas. Sedangkan ATM di pedalaman tidaklah lengkap. Sekalipun ada jumlahnya hanya satu, dan ketika sudah mengantri tahu-tahunya habis pula. Hehehe...capek hati memang.
Maka solusinya suami menitip kepada temannya, dan aku mengganti dengan mentransfer kepada kawannya itu. Daripada ribet, maka m-banking menjadi jawaban agar aku tidak perlu ngantri di ATM nantinya. Selain efisien, juga fleksible karena bisa dilakukan kapan saja. Tidak hanya untuk mentransfer, karena m-banking juga memungkinkan untuk membeli pulsa, dan mempermudah melakukan pembayaran seperti listrik, air, telepon dan bahkan asuransi.