Lihat ke Halaman Asli

Desy Pangapuli

Be grateful and cheerful

Caraku Merawat Songket Warisan Mama

Diperbarui: 29 Mei 2021   04:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://mahligai-indonesia.com/

Kekayaan warisan kain tradisional Indonesia sangat beragam, dan salah satunya adalah songket.  Bahkan masyarakat Indonesia tidak asing dengan songket Palembang yang kerap dikenakan dalam berbagai acara adat.

Konon kabarnya songket berasal dari perdagangan antara Tiongkok dan India di zaman dulu.  Itulah sebabnya songket diyakini sebagai sebuah akulturasi dua budaya negara tersebut.  Di mana masyarakat Tionghoa menyediakan benang sutera dan pedagang India menyediakan benang emas dan perak.

Songket banyak digunakan dalam berbagai acara adat.  Terutama perempuan Batak, yang selain ulos juga tidak lepas dari songket.  Memadu padankan songket dengan kebaya membuat tampilan terlihat mewah dan pastinya cantik.  Ini tidak lain dikarenakan songket ditenun dengan perbaduan benang emas dan perak, dan kombinasi warna yang menarik serta beragam.

Aku sendiri termasuk satu dari perempuan Batak yang memiliki koleksi songket.  Tetapi, dikarenakan harganya lumayan menguras kantong, maka songketku ini lebih banyak didapat dari warisan mama.  Kembali, berhubung harganya selangit itulah, aku pun merawatnya sepenuh hati. Meski perawatan songket ini unik dan gampang susah.

Semoga bermanfaat, inilah caraku merawat songket:

  1. Jangan dicuci, songket berbeda dengan kain jenis lain.  Sebab tidak perlu dicuci dengan deterjen, melainkan cukup dianginkan selama 24 jam setelah pemakaian.  Aku sendiri, terkadang memilih mencuci songket di dry clean jika kondisi songket sudah sangat kotor.
  2. Jangan dijemur dibawah sinar matahari langsung, tetapi cukup dibawah sinar redup.  Ini dimaksudkan untuk menjaga warna songket agar tidak pudar.
  3. Jika ingin menyetrika songket guna alas kain tipis, ini perlu untuk menjaga kwalitas songket.  Sehingga nantinya cukup alas yang bersentuhan langsung dengan panas strika.
  4. Jangan dilipat, tidak disarankan melipat songket ataupun menumpuknya diantara kain lain.  Dikhawartirkan akan merusak benang emas pada songket.  Sehingga, lebih baik jika digulung dengan menggunakan pipa kardus.  Kemudian gulungan ini dibungkus dengan kertas, dan bukan plastik.  Sebab plastik dapat membuat songket berjamur.
  5. Gunakan cengkih atau merica, agar songket awet dan terhindar dari kutu, maka disarankan menggunakan beberapa biji merica atau cengkeh.  Masukkan biji merica atau cengkeh yang telah ke dalam plastik yang telah dilubangi.  Lalu gantunglah berdekatan dengan gulungan songket.
  6. Mengganti puring, sebaiknya puring pada kain songket yang sudah dijahitkan diganti setahun sekali.  Sebab inilah bagian yang langsung bersentuhan dengan pemakai.
  7. Pastikan untuk mengechek kondisi koleksi songket sesekali, penting agar kita yakin tidak ada jamur.

Songket sebenarnya beragam, tidak hanya dari Palembang.  Indonesia juga mengenal songket Bali, Padang, Sumba, bahkan Makasar. Semuanya memiliki ciri lewat permainan motif dan benang.  Tetapi secara keseluruhan cara perawatannya sama.

Semoga caraku merawat songket dapat menjadi masukan.  Sebab inilah caraku merawat warisan songket dari mama, yang nantinya akan kuwariskan kepada putriku.

Jakarta, 29 Mei 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline