Lihat ke Halaman Asli

Desy Pangapuli

Be grateful and cheerful

Me Time, Apakah Saya Egois?

Diperbarui: 2 Februari 2021   22:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

balancedworklife.com

Disadari atau tidak, rutinitas sering memenjarakan.  Kita terjebak di situasi "menyenangkan" orang lain, tetapi melupakan diri sendiri.  Ini ironis, menyenangkan orang lain tetapi diri sendiri dicuekin?  Ehhmmm...  apalagi penyebabnya kalau bukan label "tanggungjawab" yang sering jadi boomerang bikin kepala benjol.

Di kehidupan kita mempunyai peran masing-masing, sebagai atasan, karyawan, orang tua, suami, istri, ibu, bahkan anak!   Sejatinya sih, kehidupan membuat kita hidup, bukan justru mati karena seluruh hidup kita dikontrol oleh rutinitas.  Tetapi begitu deh yang terjadi, rutinitas membelenggu kita.

Nah, pernah dengar istilah keren "worklife" di dunia kerja? Arti sederhananya antara pekerjaan dan kehidupan harus seimbang supaya apa yang dikerjakan menghasilkan hasil memuaskan.

Uuppsss...berhubung saya sudah jadi ibu, jadi penasaran bagaimana dengan posisi tak bergaji bernama ibu rumah tangga?  Mereka inilah yang menyandang panggilan ibu, mama, bunda, atau mbok.  Apakah mungkin istilah keren ini juga berlaku untuk mereka? 

Bukan karena saya sekarang juga seorang ibu. Faktanya sosok inilah yang rela memberikan hidupnya untuk mengurus keluarga tercintanya.  Dimulai sejak matahari masih malu keluar di subuh hari, hingga akhirnya terbenam, berganti tugas dengan bulan.

Bejibun begitu istilah untuk tanggungjawab seorang ibu rumah tangga.  Beberes rumah, membentuk karakter anak, menjadi guru, sahabat si anak, motivator untuk suami, manager keuangan rumah tangganya, dan itupun tidak sedikit yang juga mempunyai pekerjaan sampingan.  Bahkan, terkadang juga ada peran lainnya di masyarakat!

Pastinya menjadi ibu rumah tangga bukan pekerjaan atau jabatan.  Tetapi sebuah penghargaan mulia dan brilian.  Bayangkan tanggungjawab yang dipikulnya itu melebihi jam kantor.  Bisa jadi, di dalam mimpi pun benaknya terus berpikir, "Ehhhmmm...besok mau masak apa yah.  Besok jam berapa yah zoommeet si kecil."  Terus dan terus benaknya berpikir.  Pertanyaannya untuk siapa?  Siapa lagi kalau bukan keluarga yang begitu dikasihinya!

Saya dulu bekerja dengan segunung tanggungjawab sebagai pekerja.  Tetapi sejak berumahtanga dan terkondisikan harus melepaskan pekerjaan, maka saya "hanya" seorang ibu rumah tangga dengan berbagai peran.  Apakah saya menyesal dan pernah jenuh?

Bohong kalau saya tidak mengaku, karena menjadi ibu itu bak langit dan dasar sumur bedanya!  Luarbiasa memakan seluruh energi, hidup dan kehidupan. 

Seperti kebanyakan perempuan lainnya, saya juga dirindu dipanggil mama.  Hal terindah yang Tuhan berikan dalam kehidupan saya.  Sekalipun saya harus melepas karir demi mengurus kedua buah hati saya.

Tidak bohong, ada titik jenuh saya akan super cuek.  Yup, ada hari dimana saya benar-benar cuek di rumah.  Tidak masak, tidak ngapa-ngapain dan hanya leyeh-leyeh di rumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline