Liburan, ehhhmmm....yummy...siapa sih yang tidak senang liburan? Masalahnya liburan kali ini ngeri-ngeri sedap. Terus nggak usah liburan? Hehehh...jangan pesimis gitu dong, karena justru disitu letak keseruannya! Wokeh, kita sepakati dulu kalau berlibur itu artinya menikmati kebersamaan, dan seru-seruan bareng. Sip, setuju yah.
Ini pengalaman seruku bersama pasangan yang memang suka berpetualang. Jadi, semenjak kedua anak kami masih kecil sekitar usia 5 dan 4 tahun sudah kami ajak keliling Jawa dengan kendaraan pribadi. Heheh...serius ini seru banget, karena mirip pindahan rumah. Pakaian bocah, susu, pampers, bahkan sabun cucian lengkap kami bawa. Nah, Jogyakarta menjadi kota pertama pilihan kami membawa kedua bocah berlibur.
Susah, atau rewel si bocah? Pengalamanku sih enggak tuh karena sebelum berangkat aku menjelaskan kepada keduanya bahwa ini akan menjadi perjalanan yang luaaaaammmma......banget, tapi asyik! Aku juga mengizinkan mereka membawa beberapa permainan mereka, tetapi harus janji mau menjaga. Singkat cerita itulah yang kami lakukan setiap tahun, setidaknya 2 kali dalam setahun. Liburan lebaran dan natal hingga kini mereka sudah berusia remaja.
Bermula dari kota Jogya, seiring waktu maka perjalanan keluarga kecil kami makin menggila menyebrang Bali! Apalagi sekarang dengan adanya toll maka semua yang jauh menjadi dekat. Hehheh...miriplah dengan keseruan kami sekeluarga sepanjang perjalanan yang saling mendukung dan jadi dekat. Heheh...beruntung karena pasanganku sama gilanya denganku suka jalan. Meski pastinya capek menyetir mobil sendiri, tetapi dibawanya senang aja tuh.
Idem, dan masih seperti dulu. Hingga kini pun di setiap liburan aku tetap membawa perlengkapan perang, bedanya sekarang tidak ada susu dan pampers. Tetapi diganti minimal dengan ikan teri sambal, rendang dan dadar telor. Bahkan kalau perlu bawa nasi sekalian, supaya lebih mantul! Bingung untuk apa? Hehehe...untuk makan di jalan dan di hotel sekalian! Percaya deh, lauk-lauk ini bakal selangit rasanya karena dimakan bersama keluarga tercinta.
Berbagi pengalaman inilah yang kami lakukan terakhir ketika mencoba Toll Trans Sumatra bulan Desember tahun lalu. Berangkat dari Jakarta, kami lanjut ke Lampung, Palembang, Jambi dan Pekanbaru.
Nah, berhubung anak-anak sudah remaja, sekarang emaknya lebih ringan karena tinggal kasih komando saja kepada si anak cewek. "Kak, siapkan makan kita," begitu kataku. Lalu kami pun menikmati telor dadar dan ikan teri balado di rest area. Seingatku itu malam, ketika kami memutuskan berhenti untuk makan. Duuhhh....nikmatnya tak terkatakan. Bukan hanya karena lapar, tetapi melihat kedua anak kami saling bantu mempersiapkan makan malam sederhana kami.
Disini juga sekalian biasanya pasanganku istirahat, dan mungkin jika ada yang mau ke toilet. Si anak cowok yang sudah remaja sekarang jadi pengawal mama dan kakaknya saat kami di toilet.
Nggak hanya itu, kami juga sering memilih berhenti di rest area dan tidur di mobil menunggu matahari terbit loh. Ini kebiasaan kami sejak anak-anak masih bocah.
Puji Tuhan, tidak masalah untuk mereka jika harus tidur di mobil karena papa nya harus istirahat misalnya. Sejak kecil mereka biasa liburan ala koboi. Si bungsu cowok yang biasanya membangunkan papanya begitu sadar matahari sudah muncul. "Pa, ayo kita lanjut. Sudah terang pa," begitu katanya.