Lihat ke Halaman Asli

Desy Pangapuli

Be grateful and cheerful

Ibu, Aku Rindu

Diperbarui: 1 November 2020   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.dakwatuna.com/

"Bu, aku rindu.  Kalau boleh bisakah ibu datang dalam mimpiku malam ini?" tulis Rere dalam diary.  Lalu setetes airmata jatuh membasahi kertas putih bergaris itu.

Dibukanya jendela kamarnya dan matanya memandangi langit bertabur bintang.  "Sedang apa ibu disana?  Apakah ibu memiliki rindu seperti diriku?" bisiknya lirih.

Ingatannya lalu melayang, saat ibu masih bersama.  Perempuan sederhana yang mungkin tidak sempurna di mata orang lain.  Tetapi sempurna bagi Rere bersaudara.  Didalam kesendiriannya ibu tidak pernah menunjukkan sedih dan sepinya.  

Wajahnya selalu tersenyum, dan gelak tawanya selalu memenuhi seluruh rumah mereka.  Berbeda dengan kini, kesepian itu begitu menyiksa Rere.

Mungkin Rere bukan manusia hebat seperti penilaian dunia.  Tetapi ibu selalu mengajari apa itu cinta, kasih dan memaafkan.  Tidak pernah ibu mengajarkan amarah, dan membalas kebencian dengan kebencian.  Selalu dikatakanya, maafkan mereka.

Diusapnya airmata yang semakin deras jatuh.  Teringat saat sayup Rere mendengar ibu selalu menyebutkan satu persatu anak-anaknya dalam doanya.  

Termasuk menyebut mereka yang selalu menghina ibu.  "Orang tua gagal," begitu caci mereka mencibir.  Mengira ibu tak tahu karena dirinya tak pernah bersuara.  Merekalah, kumpulan "manusia sempurna," menurut hukum mereka.

Ingin Rere membalas semua hinaan itu.  Tetapi ibulah yang selalu menahannya.  "Mengapa dirimu harus sama seperti mereka nak?  Jika kamu tidak menyukai kebencian, lalu mengapa kamu membenci mereka? Apa bedanya dirimu dengan mereka jadinya?" ucapan lembut ibu selalu ketika itu mengurungkan niat Rere.

Berlahan langit tampak menangis, rintik tipis hujan mulai turun.  Rere merasakan kesedihannya semakin dalam.  Hatinya bergoncang berteriak, "Ibu...aku rindu!"

"Tuhan, bolehkah aku meminta ibu hadir dalam mimpiku malam ini?  Biar dia disana bersama ayah, aku bahagia untuknya.  Hanya saja, ingin aku mengatakan kepada ibu, aku menyayanginya.  Tak sempat diriku katakan itu padanya saat semalam Kau memanggilnya pulang.  Amen" berlutut dalam doa Rere berbasuh airmata yang mengalir deras.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline