Lihat ke Halaman Asli

Desya Ayshwara

MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Penggunaan Botol Plastik Bekas Sebagai Upaya Mengurangi Limbah Anorganik Pada Tanaman Hidroponik

Diperbarui: 22 Desember 2023   16:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

PENDAHULUAN

 Dalam era modern ini, pertumbuhan jumlah penduduk dan kemajuan industri telah menyebabkan peningkatan produksi limbah, khususnya limbah anorganik seperti plastik. Botol plastik bekas menjadi salah satu sumber limbah anorganik yang sangat umum. Peningkatan produksi limbah ini menjadi isu serius dalam lingkungan karena berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan usaha nyata untuk mengatasi permasalahan limbah anorganik yang semakin meningkat. Salah satu pendekatan yang dapat diambil adalah dengan memanfaatkan kreativitas dan solusi praktis, seperti mengubah botol plastik bekas, terutama dalam konteks pertanian modern seperti sistem tanam hidroponik.

Seperti yang kita ketahui, plastik memiliki dampak negatif bagi lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai oleh tanah, bahkan setelah bertahun-tahun terkubur. Masalah sampah tidak hanya menjadi isu lingkungan, tetapi juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif terhadap penguatan ekonomi masyarakat. Saat ini, partisipasi masyarakat umum terutama terbatas pada pembuangan sampah, belum mencapai tahapan pengelolaan sampah yang dapat menghasilkan manfaat kembali bagi masyarakat. Pengelolaan sampah merupakan langkah-langkah untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan sampah dapat melibatkan tindakan pembuangan yang tepat atau mengubah sampah menjadi bahan yang memiliki nilai dan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan (Haifaturrahmah et al., 2017).

Tanaman hidroponik adalah metode pertanian tanpa tanah, di mana nutrisi disuplai melalui larutan air. Pemanfaatan bekas botol plastik dalam sistem hidroponik dapat menjadi langkah efektif dalam mengurangi dampak negatif limbah anorganik di lingkungan. Menggunakan botol plastik bekas dalam pertanian hidroponik tidak hanya membantu mengurangi jumlah limbah plastik yang berakhir di tempat pembuangan sampah, tetapi juga memberikan dampak positif dalam sektor pertanian. Botol plastik bekas dapat diubah menjadi berbagai wadah pot tanaman, sistem irigasi, atau komponen lain yang mendukung pertumbuhan tanaman hidroponik. Dengan kreativitas dalam pemanfaatan limbah plastik ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. (Khalil et al.,2020).

Peran yang sangat penting dari botol plastik bekas muncul dalam konteks budidaya tanaman hidroponik. Salah satu peran utamanya adalah sebagai wadah atau pot untuk menanam tanaman secara hidroponik. Dengan mengaplikasikan kreativitas dalam mendaur ulang botol plastik bekas, mungkin mengubahnya menjadi pot tanaman yang efisien dan mendukung lingkungan. Langkah ini tidak hanya berkontribusi pada pengurangan jumlah limbah plastik yang mencemari tempat pembuangan sampah, melainkan juga memberikan solusi praktis untuk kebutuhan wadah tanaman dalam sistem hidroponik (Atoillah et al., 2021). 

Penerapan botol plastik bekas dalam sistem hidroponik menandai langkah inovatif dalam pengelolaan limbah. Dalam konteks ini, botol plastik yang sebelumnya dianggap sebagai sampah dapat diubah menjadi komponen bernilai tinggi dalam pertanian hidroponik. Kehadirannya memberikan solusi praktis untuk mengurangi beban limbah anorganik, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Naria & Arde, 2020).  

Selain sebagai wadah tanaman, botol plastik bekas juga dapat berfungsi sebagai media pendukung untuk air yang kaya nutrisi dalam sistem hidroponik. botol limbah plastik polietilen tereftalat (PET) memiliki kinerja yang lebih baik dalam proses pengolahan air limbah perumahan skala kecil, dibandingkan dengan sistem tanpa media pendukung. Penggunaan botol plastik bekas sebagai media pendukung tidak hanya mengoptimalkan pertumbuhan tanaman hidroponik dengan menyediakan ruang yang baik bagi akar tanaman, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam mengelola limbah plastik dengan cara yang berkelanjutan dan efektif. Dengan demikian, penggunaan botol plastik bekas dalam budidaya tanaman hidroponik bukan hanya merupakan solusi praktis, tetapi juga mewakili upaya positif dalam mengurang Langkah ini sejalan dengan semangat daur ulang dan pemanfaatan kembali sumber daya yang ada. Botol plastik bekas, yang sebelumnya mungkin terabaikan, kini menjadi sarana kreatif untuk mendukung pertanian tanaman hidroponik. Melalui upaya ini, masyarakat dapat lebih memahami pentingnya mendaur ulang dan memanfaatkan barang-barang bekas secara lebih efisien, membantu menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan (Nur & Komala, 2021). dampak limbah anorganik dan memanfaatkan kembali sumber daya secara efisien. 

Secara umum, pelaksanaan pekerjaan perencanaan teknis pengelolaan sampah terpadu 3R (reuse, reduce, recycle) yaitu menggunakan kembali sampah secara langsung, mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah, memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan. Salah satu cara sederhana pengolahan sampah yang dapat dilakukan adalah dengan teknis reuse, yaitu memanfaatkan botol plastik bekas yang ada dilingkungan sekitar seperti botol air mineral sebagai media tanam dengan menggunakan konsep hidroponik sumbu atau sistem wick (Nizaar et al., 2017). 

PEMBAHASAN  

 Memahami Penggunaan Botol Plastik Bekas Sebagai Upaya Mengurangi Limbah Anorganik Sampah botol plastik merupakan salah satu masalah lingkungan yang serius di Indonesia. Botol plastik tidak bisa sepenuhnya diurai dan butuh waktu hingga 100 tahun agar bisa diurai. Sampah plastik sangat sulit untuk hancur dan diperlukan solusi alternatif agar keberadaan sampah plastik dapat ditangani dengan baik. Jenis sampah plastik yang terbesar berasal dari kemasan dan wadah seperti botol minuman, tutup botol, botol sampo dan lainnya. Pengelolaan sampah plastik di Indonesia belum dikelola dengan baik dan menjadi salah satu penyumbang masalah utama dalam pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah maupun laut. Penggunaan botol plastik sekali pakai mempunyai dampak buruk bagi lingkungan dan 70% sampah botol plastik tersebut bermuara ke laut. Sebagai salah satu solusi kita dapat menggunakan sambah botol plastik tersebut untuk media hidroponik.  

Pengurangan penggunaan sumber daya menjadi fokus utama dalam upaya menuju keberlanjutan lingkungan. Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan menggunakan botol plastik bekas untuk memproduksi produk yang sama yang secara langsung mengurangi kebutuhan akan bahan baku baru. Metode tersebut memiliki dampak positif dalam mengurangi ketergantungan pada minyak bumi, yang merupakan bahan utama dalam produksi plastik. Dengan memanfaatkan kembali botol plastik bekas, masyarakat dan industri dapat berkontribusi pada pengurangan konsumsi sumber daya alam yang tidak terbarukan dan mengurangi tekanan terhadap ekosistem (Dadzie & Kaliluthin, 2022).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline