Lihat ke Halaman Asli

Gerakan Pemberdayaan Perempuan

Diperbarui: 9 Januari 2024   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"perempuan gak usah pendidikan tinggi-tinggi ujung-unjungnya juga di rumah kalau udah nikah nanti"

Selain selalu ditanya kapan menikah pasti juga selalu ada lontaran seperti itu, ya begitu lah lontaran orang-orang yang masih selalu suka menghakimi terutama pada para perempuan. Mereka orang- orang yang seperti itu hanya ingin tahu hasilnya tanpa tahu perjuangannya, lalu bagaimana ibu R.A Kartini yang zaman dahulu memperjuangkan hak-hak wanita? Apakah para perempuan akan selalu terbelenggu oleh budaya patriaki Perempuan selalu mengalami dampaknya dari segala aspek, yang paling signifikan adalah kesenjangan gender dan pada dasarnya perempuan juga mempunyai hak untuk memilih dan bersuara.

Pemberdayaan Perempuan merupakan proses penyadaran bahwa tidak adanya kesenjangan gender antara pihak mana pun dan meghempas isu-isu patriaki.

Penyelesaian masalah ini memang tidak ada habis-habisnya dan selalu menjadi perdebatan. Perempuan juga mempunyai hak atas dasar apa yang ia pilih. Patriaki di Indonesia masih dibilang tinggi, sebagai contoh bahwa perempuan jika sudah nikah nanti tidak boleh bekerja. Hal itu selalu menjadi tanda tanya besar bagi saya sendiri. Kenapa tidak boleh bekerja? Toh, kita juga nanti tidak bisa harus selalu tergantung pada suami kita nanti dan juga mudah kalau kita mempunyai penghasilan sendiri untuk membantu perekonomian keluarga. Hal yang paling signifikan jika terjadi pada perempuan yang tidak bekerja, dia selalu dipandang remeh dan rentan jika terjadi suatu perpisahan terhadap rumah tangganya, yaitu kehilangan mata pencahariannya.

Pada umumnya, kodrat perempuan ada 4. Hamil, melahirkan, menyusui, menstruasi. Selebihnya dalam mengurus anak, membereskan rumah dan lain hal sebagainya itu bisa menjadi tanggung jawab berdua, jadi tidak ada yang namanya perempuan harus bisa segalanya. Toh, manusia tidak ada yang sempurna, Tuhan juga menempatkan porsinya ke pada para umatnya.

Partisipasi perempuan dalam lingkup politik. Mengutip dari laman kpu.go.id, data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) sebagai bahan penyusun daftar pemilih untuk pemilu tahun 2024 berjumlah 204.656.053 jiwa. Terdiri dari laki-laki sebanyak 102.18.591 jiwa (49,92 persen) dan perempuan sebanyak 102.474.462 jiwa (50,08 persen). Dengan demikian, perempuan juga bisa menjadi subyek yang setara dengan laki-laki untuk menyuarakan kebijakan bagi kaumnya. Hal ini menunjukan bahwa perempuan juga mempunyai peran penting dalam partisipasi di ruang lingkup politik.

Dikutip juga dari laman, kompas.com Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE) menyebutkan, sebanyak 98,5 persen perempuan yang sedang mengalami jeda karier atau career break memiliki keinginan dan kepercayaan tinggi untuk kembali ke dunia kerja.

Dari data-data yang diambil bahwa perempuan juga mempunyai peran penting dalam menghidupkan roda ekonomi, dari segala aspek tenaga perempuan memang selalu dibutuhkan. Mari buat bangsa kita maju dengan tidak terbelungu oleh budaya patriaki.

Selain itu, program Pemberdayaan Perempuan juga harus selalu terus berjalan untuk memberantas isu-isu patriaki, akan banyak potensi positifnya untuk para perempuan di Indonesia maupun di seluruh dunia. Bahwa dua hal yang penting bagi perempuan yaitu, pendidikan dan kesetaraan gender untuk mempersembahkan bahwa para perempuan tidaklah lemah. Ingat!! Perempuan yang berkualistas akan menghasilkan generasi yang unggul dan pantang untuk dimadu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline