Ketegangan atau konflik antar umat beragama sama tuanya dengan umat beragama itu sendiri. Fenomena tersebut secara realistis dapat diketahui dari berbagai informasi melalui jejak media digital yang ada. Munculnya stereotype satu kelompok terhadap kelompok lain yang berbeda agama biasanya menjadi pemicu adanya ketegangan atau konflik antar umat beragama tersebut. Dalam hal ini, saya menyadari bahwa perjumpaan berbagai agama dan peradaban di dunia yang kurang terbuka tehadap pihak lain telah melahirkan ketegangan-ketegangan di antara pemeluk agama, masalah yang sering muncul adalah perang keyakinan yang menyatakan agamanya paling benar dan agama lain salah, serta keyakinan dari pemeluk agama tertentu yang menyatakan bahwa agamanya satu-satunya jalan keselamatan yang paling benar.
Bedasarkan penjelasan diatas, saya berpendapat bahwa ketegangan atau konflik yang terjadi itu karena kurangnya rasa toleransi dan komunikasi yang terjalin diantara semua pihak pemeluk agama. Maka dari itu dapat saya simpulkan, bahwa rasa toleransi itu harus ditanamkan terlebih dahulu pada diri kita sendiri, jika rasa toleransi itu sudah tertanam dalam diri pasti akan lebih mudah untuk kita membangun atau memengaruhi rasa toleransi itu terhadap orang lain dan dengan rasa toleransi yang diterapkan harapannya tidak ada lagi ketegangan maupun konflik yang terjadi diantara pemeluk agama tersebut
Selamat membaca dan semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H