Lihat ke Halaman Asli

Deswita Embe

Mahasiswa Semester 7

Framing dan Persepsi Publik Terhadap Kegiatan Dakwah di Media Sosial

Diperbarui: 31 Maret 2024   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Deswita Embe

Teknologi media pada era globalisasi saat ini sangatlah dibutuhkan oleh kalangan manusia, karena adanya teknologi tersebut akan membantu semua aktivitas manusia, khususnya untuk di bagian media. Bantuan dari adanya teknologi media ini sangat beragam, salah satu contoh yang dapat saya ambil yaitu, media dapat memudahkan para pendakwah untuk menyampaikan pesan dakwah kepada sasarannya (audien) melalui media sosial. 

Sebaliknya, dalam hal ini seorang sasaran dakwah (audiens) juga diuntungkan oleh kedatangan teknologi media, alasannya karena sang sasaran dakwah (audiens) dapat dengan mudah menerima pesan dakwah hanya dengan mengakses video diakun media sosial pendakwah yang dipilihnya.

Namun, menanggapi penggunaan media sosial terhadap dakwah ini akan muncul suatu persepsi (sudut pandang) yang berbeda-beda disetiap kalangan manusia. Jika berbicara mengenai kelebihan, teknologi media ini sangat memberi kelebihan terhadap dakwah. Kelebihan yang didapat meliputi, kecepatan akses pada pesan dakwah, media memudahkan para sasaran dakwah (audiens) untuk mengakses video dimanapun ia berada, lalu seorang sasaran dakwah (audiens) dapat dengan mudah untuk memilih siapa pendakwah yang masuk dalam kriteria pesan dakwah yang ia akan pelajari, dan masih banyak pula hal positif lainnya yang dapat diambil dari media terhadap dakwah.

Setiap hal yang memiliki kelebihan tentunya akan memiliki sisi kekurangannya masing-masing. Dalam hal kekurangan media terhadap dakwah meliputi, adanya sebagian manusia yang tidak bisa menggunakan media sosial, rentan adanya hoax dalam pesan dakwah yang disampaikan, lalu sisi yang paling buruk adalah ketika konten pendakwah yang di upload oknum tertentu dan di cut (potong) pada bagian video yang menurutnya bisa menjadi kontrovesi bagi para sasaran dakwah (audiens) yang mengikuti pendakwah tersebut. Akibat dari adanya sisi kekurangan atau dalam media biasanya dapat disebut sebagai framing.

Framing dimaknai sebagai pembingkaian sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing adalah bentuk sudut pandang yang dipilih media untuk menyampaikan suatu isu yang nantinya akan disajikan kepada khalayak. Dalam hal ini, framing dapat menimbulkan suatu persepsi yang berbeda dari masing-masing sasaran dakwah (audiens). 

Persepsi yang diberikan audiens pasti sangat beragam, jika potongan konten video tersebut berupa keburukan pendakwah, para sasaran dakwah (audiens) yang tidak mau tahu faktanya pasti akan langsung memandang buruk dan memberikan persepsi sesuai dengan adanya framing tersebut.

Namun, dalam hal ini tidak semua audiens langsung terpengaruh dan memberikan persepsi buruk terhadap pendakwah. Terdapat pula para audiens yang cerdik dan tidak langsung terpengaruh oleh framing yang dipublikasikan oleh oknum tertentu. Dari pemaran diatas, dapat kita pahami bahwa sebagai audiens kita harus memiliki kemauan untuk mencari kebenaran sebelum mengungkapkan suatu persepsi yang tidak-tidak terhadap framing dakwah yang kita akses dimedia sosial. Sebagai seorang pengguna media, sebaiknya kita tidak merugikan pengguna media lain dengan memunculkan persepsi-persepsi kita yang belum tentu benar adanya.

Apalagi kita sebagai generasi muda sudah seharusnya bisa memilah dan memilih konten yang baik melalui akun media sosial kita sendiri. Dengan adanya kesadaran diri dari setiap generasi muda harapannya dapat meminimalisir adanya framing dan persepsi yang buruk terhadap dakwah di media.

Selamat membaca dan semoga bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline