Lihat ke Halaman Asli

Desty Hulu

Autophile

Luka

Diperbarui: 8 Februari 2023   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: pixabay.com

Mengapa puisi itu ditulis di awan yang lembut
jika di balik sang mega ada kilatan petir

Mengapa puisi itu dilukis di permadani yang adiwarna
jika di balik keindahannya ada pedang terhunus

Mengapa puisi itu dijejakkan di atas pasir putih
jika pada akhirnya gelombang menghapusnya

Aku tetap mendekat
menikmati keanggunan di setiap baitnya
walaupun usai melafalkan
kilatan petir dan hunusan pedang menakhlikkan luka

Rasa sakit mulai terasa
tapi aku tak peduli
lukaku semakin parah
akupun menyerah
saat gelombang mendekat
aku membiarkannya menghapus bait yang tersisa

Aku menyeret langkah menjauh sambil merapal doa
akan ada puisi lagi yang cukup ditulis di daun kering tapi dengan ketulusan
sehingga aku bisa membacanya hingga selesai tanpa harus terluka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline