Lihat ke Halaman Asli

Desty AuliaSafitri

Institut Pertanian Bogor

Peran Zakat sebagai Instrumen Kebijakan Fiskal

Diperbarui: 11 Maret 2024   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zakat adalah Zakat adalah kewajiban bagi umat Islam untuk menyumbangkan sebagian dari penghasilan mereka kepada mereka yang membutuhkan setiap tahun. Dalam istilah Islam, zakat memiliki arti "peningkatan" atau "penyucian". Zakat bukanlah pajak, tetapi zakat ialah pembayaran yang dikirimkan kepada orang-orang yang membutuhkan dalam bentuk mata uang yang telah dimiliki selama satu tahun atau lebih. Zakat diwajibkan bagi semua Muslim yang memenuhi kriteria tertentu dan menjalankannya sebagai bentuk ibadah. Zakat mulai disyariatkan pada bulan syawal tahun kedua hijriyah. Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga. Oleh karena itu, zakat hukumnya fardhu 'ain bagi mereka yang telah memenuhi syarat-syaratnya.

Zakat memiliki peran yang sangat penting dalam Islam, karena merupakan salah satu prinsip utama agama ini. Selain itu, zakat membantu mengurangi pendapatan pajak yang melebihi kebutuhan individu dan kelompok. Jumlah zakat yang diwajibkan adalah sekitar 2,5 persen dari total tabungan dan kekayaan seseorang. Zakat bukan hanya alat penting untuk memenuhi kewajiban agama, tetapi juga merupakan alat penting untuk mengatasi masalah sosial, mengurangi kesulitan ekonomi, dan meningkatkan persatuan Islam.

Instrumen Kebijakan Fiskal adalah alat kebijakan ekonomi yang digunakan oleh pemerintah untuk mengelola perekonomian dalam keadaan yang lebih baik dengan cara mengurangi pengeluaran dan pinjaman pemerintah. Informasi yang terkandung dalam instrumen ini berkaitan dengan berbagai arahan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui penggunaan sumber daya keuangan dan pinjaman. Beberapa contoh instrumen keuangan adalah Pajak, Pengeluaran Belanja Negara, Obligasi Negara, dan Alokasi Anggaran. Instrumen-instrumen tersebut digunakan dalam analisis keuangan untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu, seperti mengurangi inflasi, mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengurangi ketidakpastian ekonomi, atau mencapai stabilitas ekonomi. Instrumen stabilitas keuangan juga digunakan secara strategis oleh pemerintah untuk mencapai stabilitas ekonomi, pertumbuhan yang stabil, pemerataan pendapatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Penerapan kebijakan fiskal di Indonesia sendiri sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, melalui Indische Comptabiliteitswet tahun 1944. Undang-undang tersebut kemudian diadaptasi pemerintah guna untuk menyusun kebijakan fiskal di Indonesia mulai Proklamasi sampai tahun 1997 - 2003.

Zakat sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal, Dalam keyakinan Islam, kebijakan fiskal mengacu pada pertumbuhan kemampuan masyarakat untuk melakukan redistribusi dengan menempatkan nilai-nilai agama dan material ke dalam aturan-aturan yang bersifat horizontal atau parsimoni. Pendistribusian pendapatan dan kekayaan itu sendiri sangat diperlukan dalam pengembangan kebijakan fiskal yang berpotensi pada zakat. Selain itu, zakat juga masuk kedalam sarana untuk memberikan bantuan sosial dan penentuan nasib sendiri bagi kaum dhuafa. Oleh karena itu, dalam zakat perlu adanya penyediaan dana yang cukup besar bagi negara melalui investasi. Zakat yang didistribusikan kembali dari hati seseorang akan meningkatkan pembayaran zakat untuk mendapatkan manfaat dari kekayaan orang tersebut. Pembayaran zakat dapat dilakukan tanpa mengorbankan hati seseorang. Zakat juga masuk ke dalam sistem pertukaran, yaitu pajak harta yang telah disebutkan sebelumnya. Zakat sendiri untuk mengatasi masalah kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan pengangguran, zakat sangat penting karena Zakat dapat digunakan dan dapat membebaskan orang dari kesusahan tersebut dibidang ekonomi. 

Bagaimana dampak Kebijakan fiskal dalam Islam? Kebijakan Fiskal sangat berdampak signifikan pada sistem ekonomi Islam, yang mempengaruhi tingkat investasi, penawaran agregat, dan keseimbangan ekonomi. dan  Zakat memiliki kedudukan utama dalam kebijakan fiskal, karena ia mempunyai kesan terhadap kesejahteraan rakyat, yang telah terbukti keunggulannya. Zakat merupakan sarana penting dalam fungsi perbaikan mata uang, pengembangan harta, mewujudkan keseimbangan ekonomi, serta mewujudkan keseimbangan social. Dalam sistem ekonomi Islam, zakat memiliki peranan penting dalam mengelola kekayaan, karena ia membantu mengatur distribusi pendapatan dan kekayaan, serta mengurangi tingkah laku yang tidak sesuai dengan syariah. Sebagai contoh, zakat memiliki peluang peruntukan sebagai sumber pembiayaan kebijakan fiskal dalam ekonomi Islam, seperti pembangunan. Zakat juga mempunyai implikasi mikro, yang dapat dilihat dalam pengaruh terhadap konsumsi agregat, tabungan nasional, dan produksi agregat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline